Mohon tunggu...
adam songs
adam songs Mohon Tunggu... -

Bernyanyi bersama memberi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Muda, Kaya, Harusnya Jadi Tren Saat BBM Naik

25 November 2014   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harusnya judul di atas sudah menjadi tren di kalangan masyarakat menengah kita. Semakin banyak kita lihat bagaimana café-café menjamur dan dibanjiri anak muda bahkan anak SMA hanya sekedar untuk membuka laptop yang harganya setara dengan motor baru, atau hanya ingin mengganti suasana hatisaja.

Tertawa, terbahak-bahak dengan teman semeja nya, seakan tidak ada yang mereka pikirkan. Duit siapa? Darimana mereka bisa menenteng belanjaan yang hanya mereka yang berpenghasilan 8 juta dalam sebulan yang mampu membelinya? Jawabannya adalah orang tua mereka yang mensupport mereka.

[caption id="attachment_337543" align="aligncenter" width="438" caption="Kenapa? ( Sources: centralfuturescom )"][/caption]

Tidak ada lagi rasanya alasan untuk menunda berinvestasi atau setidaknya menabung, belum lagi saat BBM naik yang menguatkan urat kemarahan beberapa kalangan dengan aksi nya turun ke jalan, menuntut kenaikan bbm yang sebenernya untuk mereka juga.

Seandainya masyarakat muda menengah kita (yang menghabiskan 30 ribu sampai 200 ribu perhari) berpikiran seperti teman saya, sebut saja Eza. Eza adalah anak seorang pengusaha di pulau sumatera. Untuk membeli laptop yang setara dengan sebuah motor baru bukanlah hal yang sulit untuknya.

Mobil, nongkrong di café dengan segelas kopi setengah ratus ribu bisa dijalaninya setiap hari. Tapi bukan berarti dia tidak memikirkan bagaimana jika Ayahnya tidak bisa mensupport kebutuhannya lagi, bagaimana jika usaha ayahnya bangkrut, lantas dia membantu dengan apa? Atau jika nantinya ia sudah bekerja dan mempunyai kebutuhan yang lebih banyak daripada ini, masih punya keberaniankah dia untuk minta kepada ayahnya?

Eza akhirnya membagi-bagi jajan perbulan yang diberikan ayahnya. Sebanyak 20% ia sisihkan untuk berinvestasi, membeli emas.

Rumus Perhitungan Pembagian Gaji/Jajan agar Punya rumah dan Investasi

Sekarang teman saya sudah membuka sebuah café di bilangan Kota Pekanbaru dengan hasil investasi nya. Dari kantongnya sendiri, dari 20% jajan dan gajinya sebagai pegawai bank swasta. Jadi sambil bekerja kantorn ia juga memiliki bisnis sebagai investasinya.

Mungkin tidak semua anak muda kan berpikiran seperti itu, tapi seperti kata Yoeswohadi, ahli marketing menyebutkan dalam bukunya ‘Consumer 3000’ masyarakat menengah yang sedang tumbuh di Indonesia inidiikuti meleknya mereka terhadap teknologi, lebih pintar dan lebih beradab.

Harusnya investor muda menjadi tren yang menjamur laiknya potongan rambut ‘atas rame samping sepi’ yang menjadi trademark rapih kalangan kita.

Ditambah lagi banyaknya pilihan investasi yang disebar ke tengah-tenga masyarakat kita. Untuk apa lagi membanggakan hasil jerih payah orang tua kita, kenapa tidak mulai membanggakan diri sendiri dengan mempunyai pemikiran yang ‘sedikit lebih maju’ daripada yang lainnya.

Hanya Bermodal Gadget, Orang bisa punya Rumah & mobil

Mampir ke tulisan saya yang lainnya:

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/11/21/bbm-naik-terlambatkah-untuk-investasi-687839.html

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/09/18/ota-membentu-semua-trading-675119.html

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/08/28/caratips-memprediksi-dan-menganalisa-forex-671221.html

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun