Mohon tunggu...
adam alkautsar
adam alkautsar Mohon Tunggu... Freelancer - remaja

damai kami sepanjang hari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial dalam Kehidupan Manusia

25 Januari 2021   17:06 Diperbarui: 25 Januari 2021   17:25 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini media sosial adalah suatu media daring yang  memudahkan para penggunanya untuk melakukan suatu interaksi sosial secara online tanpa harus langsung bertemu atau tatap muka. Kehidupan kita juga tidak luput dari pengaruh media sosial yang selalu saja menemani di sela-sela aktivitas sehari hari.

Media sosial membuat manusia tampil berubah ubah, di media sosial juga menjadikan manusia lebih peka terhadap apa yang mereka lihat didepan layar kaca, media sosial menjadikan manusia lebih bisa melihat secara luas tentang  segala hal yang ada di internet dan  media sosial bahkan membuat manusia lebih dari apa yang mereka mau dari dunia nyata.

Seperti Rexona, media sosial menjadi teman setia setiap saat dalam melakukan aktivitas sehari hari.
Media sosial membuat pagar pembatas akan kehidupan manusia di dunia maya. Pagar pembatas yang hanya dipahami oleh mereka yang saling paham dalam ber Media sosial. Banyak insan manusia dibuat terlena dan terbuai oleh Media sosial itu akibat dari betapa asyiknya bermain dan berselancar di Media sosial.

Nyatanya di dunia nyata membuat segala nya tidak begitu nyata, kebalikan di Media sosial semuanya nampak begitu nyata dan ada. Seakan akan mata dibutakan oleh Media sosial dan lambat laun manusia mulai terlena dan terbuai oleh Media sosial. Saat bangun tidurpun bukannya mencari segelas air putih ataupun sarapan pagi, handphone lah yang dicari sebagai benda kramat yang selalu ada di samping manusia.

Media sosial mulai menimbulkan penyakit mental tersendiri bagi penggunanya. Seperti iri hati ketika melihat stories liburan temannya di Instagram, dengki atas suatu pencapain temannya yang di bagikan di laman Faceboook, tidak percaya diri ketika melihat postingan teman di Instagram yang mungkin menurut dia lebih mewah.

Media sosial membuat manusia saat ini membadingkan dirinya dengan orang lain yang mereka lihat di media sosial itu juga yang membuat penyakit mental timbul seperti tidak percaya diri. Media sosial juga dapat membuat seseorang yang awalnya kecil bisa menjadi besar, hanya dengan mencari sensasi saja.

Tidak jarang juga banyak orang menjadi polisi moral di media sosial, menghakimi, mengatur dan mengomentari setiap perbuatan dan kegiatan orang lain. Padahal dengan menjadi polisi moral hanya menimbulkan perdebatan yang berujung konflik.

Pada akhirnya, kita semua harus bijak dan bertanggung jawab saat sedang berada di media sosial. Kita harus bisa menempatkan diri saat berada di media sosial, harus tau apa yang dicari dan dibutuhkan ketika di media sosial. Jangan menjadikan media sosial sebagai tempat pelarian dari dunia nyata. "Jarimu Harimaumu" itulah slogan di media sosial, jangan sampai karena jari kita bisa memberi benci, menganggu, menghina suku, ras dan agama orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun