Mohon tunggu...
Adam Afrixal
Adam Afrixal Mohon Tunggu... Pemerhati Kebijakan Publik

Seorang pemerhati kebijakan publik di Indonesia, saya fokus pada analisis kebijakan sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Saya berbagi pandangan untuk meningkatkan pemahaman publik tentang kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan demi kemajuan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sinergi Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat : Kunci Keberlanjutan Program Lingkungan Berkelanjutan

23 Juni 2025   22:39 Diperbarui: 23 Juni 2025   22:39 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susur sungai sambil bersih bersih sampah

Sinergi lintas sektor menjadi fondasi utama untuk program lingkungan yang berkelanjutan dan berdampak nyata di masyarakat.
Selama mengikuti kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup bersama PT Nusantara Power di Kariangau, saya melihat langsung betapa kuatnya sinergi ini. Pengalaman saya meliputi penanaman mangrove di pesisir, gotong royong bersih-bersih di sungai, dan aktivitas operasional bank sampah.

Kolaborasi antara pemerintah lokal yang menyediakan regulasi dan pengawasan, perusahaan yang menyumbang anggaran melalui CSR, dan masyarakat yang aktif terlibat, membentuk ekosistem pelestarian lingkungan yang berjalan seimbang dan efektif.

Pemerintah berperan sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator yang menetapkan regulasi sampah dan konservasi. Perusahaan, dalam hal ini PT Nusantara Power, menggunakan dana CSR untuk membangun bank sampah dengan bangunan dari limbah FABA dan mendukung penanaman mangrove, sementara masyarakat turut serta aktif memilah sampah, menanam dan merawat mangrove, serta menjalankan sistem insentif berkelanjutan---semua ini saya saksikan langsung dalam kegiatan tersebut.

Partisipasi masyarakat adalah jantung keberlanjutan program ini. Dalam program bank sampah, warga bukan hanya pelaksana, mereka mendapatkan manfaat berupa poin yang bisa ditukar menjadi nilai ekonomi. Selain itu, ketika mangrove telah tumbuh subur, masyarakat di sekitar pesisir merasakan berkurangnya abrasi dan meningkatnya potensi pariwisata lokal---mereka menjadi paham, memahami, dan memiliki motivasi untuk terus menjaga lingkungan tersebut.

Namun bukan tanpa tantangan. Monitoring program ramah lingkungan ini masih bersifat sporadis. Kegiatan bersih-bersih dan penanaman mangrove perlu dipantau secara berkala agar tidak berhenti di momentum tertentu. Evaluasi berbasis data dan penguatan komunikasi antara tiga aktor tersebut sangat dibutuhkan.


Untuk meningkatkan dampak, pemerintah perlu secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi bersama. Perusahaan sebaiknya memperluas sumber dana CSR dan meningkatkan kampanye edukatif. Masyarakat juga perlu diberdayakan dalam perencanaan dan evaluasi program, sehingga rasa memiliki semakin kuat.

Pengalaman praktis ini mempertegas bahwa kolaborasi nyata antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat bukan sekadar teori, tapi fondasi utama untuk menciptakan program lingkungan yang efektif dan berdampak jangka panjang---model yang layak direplikasi di wilayah dengan hutan mangrove dan pesisir lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun