Mohon tunggu...
Adam Aflahridho
Adam Aflahridho Mohon Tunggu... Mahasiswa

haloo gess

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kunjungan Ke Museum Mbah Maridjan Hingga Bunker Kaliadem Merapi

25 April 2024   23:48 Diperbarui: 25 April 2024   23:50 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tangga menuju bunker) sumber gambar : dokumen pribadi

Seperti yang kita tahu, gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini di Indonesia. Gunung Merapi juga sudah memakan banyak sekali korban jiwa akibat ledakan nya yang sangat keras dalam beberapa tahun terakhir, bahkan hingga merusak pemukiman warga yang berada di sekitarnya. 

Namun di balik dari semua kejadian yang telah terjadi pada gunung ini, ada pemerintah yang berupaya untuk mengabadikan setiap momen-momen yang terjadi saat gunung Merapi sedang mengamuk, tidak lain tujuannya adalah sebagai bahan evaluasi dan edukasi untuk Masyarakat agar dapat lebih waspada kedepannya.

Ini merupakan kunjungan pertama saya ke gunung Merapi, dan saya akan berbagi pengalaman kunjungan ini serta membahas apa saja informasi tentang Sejarah letusan gunung merapi yang saya dapatkan dari kunjungan di sana.

(Petilasan Mbah Maridjan) sumber gambar : dokumen pribadi
(Petilasan Mbah Maridjan) sumber gambar : dokumen pribadi

Pada jumat tangal 3 november tahun 2023, kurang lebih saat itu pukul 8 pagi, saya dan kawan-kawan sudah berkumpul di depan Poliklinik kampus dan bersiap-siap untuk keberangkatan menuju Merapi. Setelah semuanya sudah berkumpul, kami pun berdoa bersama terlebih dahulu, lalu pada pukul 8.30 kami mulai melakukan perjalanan menuju lokasi tujuan. 

Kami sampai di tujuan pertama pada pukul 9.30 tepatnya berada di Kafe Wisanggeni, dan pemilik dari kafe ini bernama Pak Hari, beliau merupakan warga setempat yang sudah lama tinngal disana. Sembari menunggu pesanan, kami sekelas pun memanfaatkan waktu untuk bernyanyi bersama, mengobrol, bercanda, dan kegiatan kecil lainya. 

Setengah jam kemudian saat pesanan sudah siap, kami pun kedatangan sang pemilik kafe tersebut dan menikmati pesanan sembari mendengarkan informasi apa saja yang di sampaikan oleh Pak Hari seputar gunung Merapi, banyak juga ternyata pengetahuan beliau seputar Merapi dan budaya di Indonesia, tidak sedikit dari kawan-kawan saya yang tertarik untuk bertanya-tanya seputar Sejarah, budaya, maupun Nusantara kepada beliau. Setelah beberapa saat kami sharing-sharing bersama Pak Hari, adzan shalat jumat pun berkumandang, kami para laki-laki pun bergegas menuju masjid untuk melaksanakan shalat jumat berjamaah.

Selesainya shalat jumat, kami sekelas pun izin pamit kepada Pak Hari untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Tak perlu memakan waktu lama kami pun tiba di tujuan selanjutnya, tepatnya berada di "Museum Mbah Maridjan" tempat di mana dahulu mbah maridjan wafat dan di evakuasi pasca tragedi meletusnya gunung berapi.

(Monumen letusan Gunung Merapi) sumber gambar : dokumen pribadi
(Monumen letusan Gunung Merapi) sumber gambar : dokumen pribadi

 Ada cukup banyak saksi bisu dari tragedi meletusnya gunung Merapi yang masih di jaga di museum ini, seperti mobil ambulan yang sudah hancur akibat abu vulkanik, peralatan memasak, dan barang-barang lainnya yang masih di simpan dengan baik di museum ini. Ketika saya sedang fokus melihat-lihat peninggalan yang ada di museum Mbah Maridjan ini, ada satu hal yang membuat saya pribadi cukup terharu, yakni di mana ketika saya melihat langsung suasana yang terjadi pada saat gunung Merapi Meletus yang di abadikan oleh kamera dan kemudian foto-foto nya di pajang dengan jelas di dalam museum ini, dimana terdapat foto-foto para petugas yang sedang mengevakuasi para korban bencana, foto seorang ibu sedang menyelamatkan anak nya yang masih kecil dari abu vulkanik, dan masih banyak foto-foto yang dapat membangun rasa kemanusiaan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun