Nah, dari situlah kita tahu apa yang dinamakan learning proses. yaitu, proses dimana kita terus menghindari semua penyebab kegagalan yang menyebabkan kita gagal, sampai tidak ada lagi penyebab kegagalan lagi. proses yang mengingatkan kita dengan kata-kata bijak " gagal bangkit lagi, tetapi ambilah pelajaran dari kegagalan itu, sampai gagalnya bosan. bosan dalam artian kita sudah tahu penyebab kegagalan tersebut".
Berkaca dari pengalaman pribadi, dan kisah pengalaman orang-orang sukses diatas, saya belajar untuk: tetap bersyukur saat gagal. Sebab, pengalaman itu menyadarkan kita bahwa ternyata kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Sehingga, apa pun hasil yang kita raih, akan membuat kita menjadi orang yang selalu menerima hasil dan tidak suka mengeluh dengan keadaan. Akhirnya inilah yang menguatkan kita di kemudian hari .agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.
Seberapapun tidak enaknya gagal, kita bisa bilang, "Besok pasti akan lebih paham dan lebih mengerti lagi." Contohnya dulu saat saya mengalami kegagalan dalam mengajar perguruan tinggi negeri impian. Walaupun membutuhkan proses untuk bangkit lagi tapi setelahnya saya jadi punya banyak sekali pengalaman dalam masalah yang dihadapi berikutnya.
Saya jauh lebih tenang menghadapinya seolah dalam benak ada yang bilang, "Oalah ini toh alasan kenapa waktu itu gagal, dan percayalah bahwa skenario tuhan adalah skenario sutradara terbaik dalam kehidupan dan semua orang pernah merasakan kegagalan dan mampu untuk melewatinya"." Ya, kegagalan mengasah kemampuan mental kita untuk terus berjuang dan optimis dalam melangkah.
Selagi masi muda, carilah kemungkinan penyebab kegagalan dalam hidup kamu sebanyak mungkin. karena, sebagai generasi millenial, jangan hanya belajar dari kesuksesan orang lain, tetapi belajar juga dari kegagalan orang lain terlebih kegagalan diri sendiri.
Untuk penutupan, saya akan berbagi mindset dari Ben Soebiakto seorang pebisnis kreatif dan editor in-chief greatmind "Saya memilih untuk memotivasi diri dengan mengonsumsi hal-hal positif demi membentuk optimisme. Sebab saya tahu jika saya memilih untuk banyak mendengarkan atau sering bertemu dengan orang yang pesimis, saya hanya akan seperti mereka".