Mohon tunggu...
Michael Aditya
Michael Aditya Mohon Tunggu... Insinyur - Healer, Hypnotherapist, Neo NLP Practitioner, IT People

Start my career from motorcycle repair person, PPIC person in manufacturing, IT Practitioner, IT Enthusiast, Hypnotherapist and very interested in Self-Healing and Pure Consciousness.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apathy

18 Maret 2020   10:10 Diperbarui: 18 Maret 2020   10:17 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hand Sanitizer--dokpri

18 Maret 2020

Iya, menurut saya itu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan kita sekarang ini, jika dilihat dari bagaimana kita bersikap menghadapi masalah yang sedang hangat-hangatnya yaitu COVID-19 (Corona Virus). Saya tidak akan membahas pencegahannya dan tidak akan membahas penanggulangannya, saya akan bahas sikap kita terhadap sesama manusia terkait dengan Virus COVID-19 ini yang tidak hanya menyerang tubuh manusia akan tetapi juga menyerang jiwa dan Ego kita sebagai Human Being.

Saya berusaha menahan diri saya dan berusaha men-jeda agar tidak terserap dan membuat tulisab seperti ini, karena nantinya bakalan membawa emosi dan ego saya kedalam perbincangan yang populer, tapi apa daya, kejadiannya sudah di depan mata saya sendiri sehingga saya harus bisa menuliskannya di sini.

E.G.P.

"Emang Gue Pikirin?" inilah yang sedang terjadi sekarang ini di skala terkecil sosial kita, di rumah, di lingkungan rumah, di sekolah, di tempat kerja dan di tempat ibadah. Secara serentak berita dan media informasi membahas masalah COVID-19 sebagai Virus, dan membahas dampak sosialnya yang diakibatkan oleh virus itu. 

Mulai dari Lock-down, Curfew (Jam Malam), Social Distancing, Self Sanitizing, dan macam-macam istilah lainnya. Keadaan ini membawa kondisi pikiran kita kepada Survival Mode dan by default juga maka mulailah kita melakukan segala cara untuk survived mulai dari cara-cara kepada diri sendiri yang sifatnya defensive hingga kepada orang lain yang sifatnya offensive. EGP-nya seperti apa? 

Seperti belanja bahan-bahan kebutuhan hidup sebanyak-banyaknya (Stockpiling), memborong masker, memborong sanitizer, hingga meneruskan berita-berita terkait wabah virus, sampai-sampai berebut dengan orang lain hanya karena masalah beli barang dan sanitizer. Hingga ke masalah rasis Xenophobia (the fear or hatred of that which is perceived to be foreign or strange) dalam hal ini ras tertentu yang diyakini adalah origin dari Virus ini, hal ini nyata dan terjadi di luar negara-negara Asia.

Kembali lagi kepada EGP, yang berakhir menjadi Apathy, semua orang memikirkan dirinya sendiri, semua orang memikirkan keselamatan dirinya sendiri, nilai kemanusiaan menjadi pertimbangan yang ke-sekian. Despair (the complete loss or absence of hope) adalah emosi yang ditunjukkan oleh human being yang mengalami Apathy ini, pandangannya adalah Condemning (condemn: to criticize something or someone strongly) atau mengutuk kejadian ini, menyalahkan otoritas di atasnya, kepada dirinya sendiri terhadap pandangan hidupnya adalah Hopeless (having no expectation of good or success) tidak punya harapan lagi tidak punya ekspektasi sama sekali. 

Dan Proses Psikologis yang dialami adalah Abdication (failure to fulfill a responsibility or duty) atau gagal menunaikan kewajibannya, sebagai apapun itu.

Kelompok Sosial Terkecil

Kejadian yang saya alami sendiri di pagi ini di sebuah pertemuan pagi yang biasa kami para pekerja kantoran lakukan sebelum melakukan pekerjaan kami. Pembahasan mengenai isu-isu perusahaan yang sedang berkembang, kemudian isu nasional dan sosial. Mengerucut kepada pemasalah Virus COVID-19, kantor kami memiliki kebijaksanaan untuk mengadakan fasilitas Hand Sanitizer di setiap titik masuk keluar dan fasilitas yang seing dilakukan kontak fisik seperti Finger Print Scanner. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun