Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Money

Sampah Berkah Bisa Untuk Membiayai Sekolah S2

10 Juli 2012   16:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:06 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_193537" align="aligncenter" width="448" caption="Tikar Ramah Lingkungan Bogor (TIRAM Bogor) yang dimasukkan dalam tas (dok. Popie Susanty)"][/caption]

Berawal dari alas duduk. Karpet sering basah dan bau. Tikar pandan cepat rusak dan berubah warna. Tikat anyam plastik juga mudah tercerai berai. Adakah alas duduk lain yang awet dan bentuknya menarik.

Bu Popie menyadari kebutuhan mendesak itu. Apalagi saat itu masih memiliki dua anak Balita. Pipis tak terkontrol. Air dan minuman tumpah tanpa bisa dicegah. Banyak alas duduk yang bolak-balik dijemur.

Bu Popie teringat sebuah tikar yang dibelinya enam tahun lalu. Sebuah alas duduk sekaligus tidur yang terbuat dari perca plastik. Motifnya unik dan warnanya belum pudar hingga kini.

Bu Popie penasaran. Dia melihat peluang dibalik tikar yang sangat awet dengan motif menarik ini. Apalagi tikar ini terbuat dari limbah plastik dari pabrik gordyn, sofa dan lemari. Tikar yang dibuat juga untuk mengurangi limbah atau sampah. Cocok dengan aktifitas beliau sebagai aktifis perempuan di tempat tinggalnya yang juga membina banyak kelompok ibu-ibu mengelola sampah anorganik di Ciampea Bogor.

[caption id="attachment_193540" align="aligncenter" width="480" caption="TIRAM Bogor, tikar dari limbah pabrik yang digelar (dok. Popie Susanty)"]

1341938243703625216
1341938243703625216
[/caption]

Rasa penasaran membuatnya menemukan sentra pembuatan tikar dari potongan (perca) limbah pabrik ini. Bu Popie kemudian membeli beberapa buah untuk ditawarkan ke tetangga-tetangganya. Sayang sekali tetangganya rata-rata sudah memiliki tikar yang memiliki ukran 2.5 x 1.5 m ini.

Facebook adalah sasaran berikutnya. Beberapa foto tikar plastik cantik ini diupload di Facebook. Tepat, saat itu ada seorang sahabat lamanya yang tinggal di Amerika Serikat sedang mencari produk untuk bisnis via internet. Tikar perca yang kemudian diberi label Tikar Ramah Lingkungan Bogor (TIRAM Bogor) menarik minat teman Bu Popie.

Promo di Facebook membuat Bu Popie semakin sibuk melayani pesanan. Tak disangka, dalam dua bulan pertama sejak bulan Juni 2010 pesanan TIRAM Bogor sudah mencapi 300 tikar dengan Omset 30 juta rupiah dan keuntungan 25 persen. Modal asal 1 juta rupiah kemudian berkembang pesat.

[caption id="attachment_193541" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu motif TIRAM Bogor bolak-balik (dok. Popie Susanty)"]

13419383081184788057
13419383081184788057
[/caption]

Semakin banyaknya peminat juga mendatangkan ide baru. Bu Popie kemudian mengemas tampilan TIRAM Bogor menjadi lebih menarik. Bu Popie menambahkan tas plastik transparan agar mudah dibawa keman-mana. Beberapa produk kreasi lain tercipta dari bahan limbah ini seperti tikar empuk, sajadah, taplak meja dan tas anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun