Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hutan Kota Untuk Mengurangi Problem Sosial

19 Januari 2012   06:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:42 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pesatnya pembangunan fasilitas dan infrastruktur perkotaan menjadikan banyak kota di Indonesia menjelma menjadi belantara beton. Bila belantara yang sesungguhnya didominasi oleh pohon, belantara beberapa kota besar di Indonesia disesaki oleh ruko, perumahan dan mall serta jalan yang semrawut. Belantara beton inilah yang makin membuat suhu udara menjadi tidak nyaman dan ancaman banjir makin mengkhawatirkan warga Medan.

Cuaca ekstrem yang melanda Indonesia akhir-akhir ini semakin kurang nyaman. Siang sangat panas dan sore hujan begitu lebat. Cuaca panas sangat menyengat. Di musim hujan saat ini dihantui oleh ketakutan akan datangnya luapan banjir, angin, longsor kencang dan rob (banjir akibat naiknya permukaan air laut).

Tingginya suhu udara di perkotaan, membuat ketidaknyamanan bagi warganya. Kondisi ruangan yang panas membuat penggunaan Air Conditioner (AC) dan kipas angin meningkat. Panasnya perkotaan seperti Jakarta, Medan dan Surabaya pada malam hari diperparah oleh emisi karbon dari berbagai mesin industri dan kendaraan bermotor. Emisi kendaraan bermotor selain menambah panasnya udara juga meningkatkan zat polutan yang merusak kesehatan.

Sore menjelang malam kota-kota diguyur hujan disertai angin kencang. Genangan air dijumpai di banyak tempat khususnya kawasan pertokoan dan pemukiman minus pohon. Sebagian fasilitas umum dan rumah porak-poranda akibat angin puting beliung.

Hutan Kota

Hutan kota sebagai salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari tahun ke tahun mengalami tren yang sangat negatif. Luas RTH dari tahun ke tahun semakin menurun. Idealnya RTH yang tersedia menempati ruang 30% dari total luasan kota. Justru yang terjadi, dalam sepuluh tahun terakhir ruang terbuka hijau di kota-kota besar khususnya di Medan cenderung terus menyusut.

Menyusutnya hutan kota sebagai salah satu ruang publik memicu permasalahan lingkungan kota. Nilai estetika dan identitas asri sebuah kota akan hilang dengan hilangnya RTH. Dampak terburuk hilangnya hutan kota adalah munculnya berbagai permasalahan lingkungan dan psikologis masyarakatnya.

Secara ekologis hutan kota dapat mereduksi efek negatif lingkungan. Keberadaan hutan kota dapat membuat iklim perkotaan menjadi tidak ekstrim, sejuk di kala siang, hangat di malam hari dan dapat menahan terpaan angin kencang. Hasil penelitian membuktikan bahwa keberadaan hutan kota dapat menyerap gas rumah kaca dan zat polutan sehingga polusi udara dapat diminimalisir.

Selain sebagai pereduksi dampak negatif dari pesatnya pembangunan kota, hutan kota dapat berperan dalam mengatasi krisis lingkungan dan energi. Areal bervegetasi yang mendominasi hutan kota berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang menambah persediaan air tanah bagi warga kota. Krisis air dan intrusi air laut yang selama ini melanda berbagai kota besar bisa diatasi dengan memperluas hutan kota. Pepohonan yang tumbuh di berbagai kawasan perkotaan dapat menciptakan udara sejuk bagi lingkungan. Tentu saja udara sejuk akan juga menyusup sampai ke gedung-gedung yang ada di sekitarnya. Maka penggunaan pendingin ruangan sepert AC dan kipas angin menjadi tidak terlalu penting dan energi listrk akan dapat dihemat.

Hutan kota mampu meningkatkan gairah warga kota. Kehadiran ruang bervegetasi akan menambah indah suasana kota. Secara naluriah manusia menyukai warna hijau, udara yang segar dan susanana yang asri. Suasana yang sejuk, asri dan indah dapat menurunkan ketegangan psikologis warga kota khususnya pada jam-jam sibuk bekerja. Fungsi estetika dan rekreatif dari hutan kota dapat memunculkan kesegaran psikologis warga kota sehingga secara tidak langsung akan menambah gairah kerja.

Ruang Publik Tanpa Batas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun