Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

[Catatan Umrah 2] Hati-hati dengan Firasat

13 Februari 2018   15:48 Diperbarui: 14 Februari 2018   02:39 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah Berbagi Makanan dan Minuman di Masjid Nabawi (dok. pribadi 29/1/2018)

Hati-hati berfirasat. Demikian salah satu nasehat dari teman-teman yang sudah pernah berangkat umrah atau haji ke tanah suci. Pengalaman ini saya rasakan selama berada di dua tanah suci, Madinah dan Makkah.

Seperti kebiasaan saya di Indonesia, setiap hari saya mengkonsumsi kopi dua cangkir sehari. Sejak menginjakkan kaki di tanah suci pertama, Madinah, saya selalu ingin mencicipi kopi khas Arab. Saya mencarinya di restoran hotel tempat menginap, Hotel Shaza Madinah, ternyata kopi biasa, bermerk Nescafe. Saya belum menemukan apa yang saya cari.

Firasat saya ingin minum Kopi khas Arab justru menjadi kenyataan di Masjid Nabawi. Saat itu hari Senin, 29 Januari 2018, biasanya banyak kaum muslimin menunaikan puasa Sunnah Senin. Usai shalat Maghrib, banyak kelompok-kelompok kecil jamaah shalat di Masjid Nabawi yang menawarkan minuman dan makanan gratis buat para jamaah, baik yang puasa maupun tidak. 

Makanan dan minuman ini diantar ke tempat jamaah yang duduk atau dibagikan ke jamaah yang lewat di depan kelompok yang sedang membagi makanan. Tak ada keributan karena kami tidak berebutan mengambil makanan, justru sebaliknya pembagi makanan yang antusias membagi makanannya.

Saya benar-benar merasakan ruh ajaran berbagi ini di tempat asal Islam berkembang, di Madinah, Kota Nabi. Orang Arab itu gemar berbagi bukan isapan jempol belaka. Itu fakta, bukan karena budaya, tapi internalisaisi ajaran Islam itu sendiri.

Lalu bagaimana dengan firasat saya ingin bisa minum kopi dari warga tanah suci? Firasat ini benar-benar menjadi kenyataan. Minuman yang dibagi usai shalat Maghrib di Masjid Madinah salah satunya adalah Kopi khas Arab. 

Rasanya tak asing di lidah saya, karena waktu kecil saya sering dihidangkan oleh tetangga kopi dengan aroma berbagai bumbu seperti jahe, kayu manis, dll. Kopi mirip rasa jamu, tapi sangat menyegarkan.

Kopi khas Arab pemberian warga lokal (dok pribadi, 29/1/2018)
Kopi khas Arab pemberian warga lokal (dok pribadi, 29/1/2018)
Kejadian berikutnya, saya pernah berfirasat ingin dapat sedekah dari orang lokal yang lewat di depan saya. Firasat ini baru terwujud saat saya melakukan City Tour ke Jabal Tsur di sekitaran Makkah. 

Saat itu saya baru turun bus, tiba-tiba seorang wanita bercadar membuka kaca jendela mobil bermerk Ford. Wamita bercadar itu melambaikan tangan yang memegang sepotong roti sebesar lengan atas saya dan sebotol air minum dalam kemasan sambil berteriak,

"Halal...halal....!

Saya terima pemberian warga Makkah ini dengan sukacita. Lagi-lagi firasat saya terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun