Gumukmas, 2025 — Kitab kuning sebagai warisan keilmuan Islam klasik semakin mendapat tempat istimewa di hati para santri dan pendidik, khususnya di era modern yang penuh tantangan ini. Kebutuhan untuk melestarikan dan memahami teks-teks klasik karya ulama salaf mendorong hadirnya berbagai inovasi pembelajaran, salah satunya adalah Metode Amtsilati.
Sebuah artikel ilmiah berjudul "Penerapan Metode Amtsilati dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Kelas Unggulan MTs Al-Qodiri Kecamatan Gumukmas Tahun 2025" telah resmi diterbitkan dalam JURNAL TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan. Artikel ini menyoroti keberhasilan metode Amtsilati dalam membantu santri memahami kitab kuning secara lebih mudah, cepat, dan menyenangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Amtsilati di kelas unggulan MTs Al-Qodiri berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan membaca dan memahami teks Arab gundul. Para santri yang awalnya merasa kesulitan, kini menunjukkan kepercayaan diri dan minat belajar yang tinggi.
Metode Amtsilati dikenal dengan pendekatan praktis, sistematis, dan interaktif. Tidak hanya memudahkan santri dalam memahami gramatika Arab, tetapi juga mengajarkan mereka untuk berpikir runtut dan analitis. Pendekatan ini sangat sesuai dengan karakter santri masa kini yang membutuhkan metode belajar yang efektif dan adaptif terhadap zaman.
Penulis artikel menyampaikan, “Semangat santri dalam belajar kitab kuning meningkat drastis. Mereka lebih cepat menguasai dasar-dasar nahwu dan sharaf, serta lebih tekun dalam membaca teks turats. Ini menandakan bahwa kitab kuning tidak pernah kehilangan relevansi, selama kita mampu menyajikannya dengan metode yang tepat.”
Pesantren dan Tanggung Jawab Keilmuan
Kembali menghidupkan semangat belajar kitab kuning bukan sekadar menjaga tradisi, tetapi juga membangun masa depan peradaban Islam yang kokoh. Pesantren sebagai benteng ilmu dan akhlak umat, memiliki peran penting dalam mengembangkan metode pembelajaran yang relevan, aplikatif, dan tetap berakar pada nilai-nilai salafus shalih.
Metode Amtsilati menjadi salah satu ikhtiar strategis untuk memperkuat kemampuan santri dalam memahami literatur Islam klasik, sekaligus mempersiapkan mereka sebagai generasi penerus ulama yang tangguh dan mumpuni.
Mari bersama kita hidupkan kembali semangat belajar kitab kuning di pesantren-pesantren kita, demi lahirnya ulama pewaris nabi yang mampu menjawab tantangan zaman dengan ilmu dan hikmah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI