Saham-saham LQ 45 ambruk mengikuti IHSG yang turun 1,3% dari perdagangan terakhir. Iklim investasi di Indonesia benar-benar buruk dan investor masih menahan diri untuk menginvestasikan dananya. Investor ritel dalam negeri tak banyak membantu dalam kondisi seperti ini.Â
Hanya beberapa emiten yang menunjukkan tren positif di bursa saham. Emiten yang bergerak Consumer Goods Industry khususnya obat-obatan merangkak naik, salah satunya adalah Kimia Farma (KAEF) dan Indo Farma (INAF). Investor berspekulasi bahwa kedua perusahaan tersebut sangat berpengaruh positif di tengah wabah. Nilai saham keduanya meningkat signifikan melebihi angka 20%.
Apabila keadaan menjadi berlarut-larut sentimen negatif akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri yang akan menyebabkan resesi ekonomi parah hingga terjadi krisis moneter di dalam negeri.Â
Pemutusan hubungan kerja akan terjadi di mana-mana karena pengusaha tak mampu membayar tenaga kerja tanpa adanya operasional. Kredit macet menambah goncangan hebat terhadap sektor perbankan. Ditambah hutang pemerintah yang membengkak akibat rupiah yang hancur.
Rupiah maupun IHSG diperkirakan akan bangkit apabila wabah virus Corona telah berkurang di dalam negeri, baik ODP (Orang dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) maupun korban meninggal. Pemerintah dan segala lapisan masyarakat diharapkan dapat bekerjasama dalam menghadapi bencana nasional ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI