Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis

Dosen. Redaktur CakNun[dot]com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Takdir Satu Butir Beras dan Ketidaksetaraan Dunia

20 Oktober 2016   01:48 Diperbarui: 20 Oktober 2016   08:37 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thestar.com

Satu butir beras pada akhirnya mengingatkan kita pada nasib masa depan anak cucu. Tidak membuang-buang makanan mungkin menjadi langkah paling sederhana yang bisa ditempuh saat ini. Jika makanan sisa di seluruh dunia dikumpulkan dalam waktu satu tahun bisa mencapai 1,3 miliar ton atau setara dengan satu triliun dolar AS. Angka yang sangat fantastis memang; satu piring atau tiga piring makanan yang kita sisakan turut menyumbang besaran angka itu.

Dengan demikian, apakah wejangan nenek moyang kita tidak rasional? Mereka yang gemar atau dengan ringan tangan membuang makanan sesungguhnya tidak memiliki sikap empan papan, tidak menerapkan takaran yang adil, tidak mengerti ukuran isi perutnya sendiri, karena yang menjadi panglima adalah kenikmatan-kenikmatan. Celakanya, kenikmatan yang diburu itu menerjang keseimbangan alam lingkungan (yang mengakibatkan ayam mati).   

Othak-athik-gatuk itu tidak selalu benar, namun kita akan berpikir seribu kali untuk melanjutkan kebudayaan buang-buang makanan saat teringat hampir delapan ratus juta manusia tidur dengan merasakan kelaparan di malam hari. []

Jagalan 201016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun