Mohon tunggu...
Achmad Fathony
Achmad Fathony Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Brawijaya Malang

Selanjutnya

Tutup

Money

Danamon Awards

29 Juli 2013   15:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:52 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hadiluwih merupakan salah satu desa yang berada di daerah Pacitan khususnya di Kecamatan Ngadirojo. Secara geografis, Desa Hadiluwih memiliki jumlah penduduk 4.500 jiwa dengan matapencaharian sebagian besar yaitu buruh; tani, bangunan,dll. Secara umum Topografi Desa Hadiluwih merupakan daratan dengan ketinggian ± 2 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu udara sekitar 20oC - 28oC.

Dalam daerah tersebut terdapat sosok seorang yang memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi, beliau bernama Bapak Anang Widagdo. Beliau ini seseorang yang pendiri sekaligus PembinaPOKLAHSAR(Kelompok Pengolah dan Pemasar) “PENI”, yang merupakan kelompok usaha bersama (KUB) yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan berbagai jenis produk perikanan dengan modal sendiri. Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS (program kesejahteraan sosial) untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya

POKLAHSAR “PENI” didirikan pada tanggal 22 Januari 2009 oleh Bapak Anang Widagdoyang berawal dari usaha budidaya lele yang mengalami kegagalan. Pada waktu itu Pak Anang Widagdo, seorang lulusan seni Jogjakarta mencoba membuat usaha budidaya lele karena disamping ingin berwirausaha, beliau juga ingin memberikan suatu lahan untuk penerapan ilmu dari keponakannya lulusan UNAIR Surabaya jurusan Budidaya Perairan. Disamping itu keponakan dari Pak Anang Widagdo juga berkesempatan mengajar di SMK N 1 Ngadirojo. Akan tetapi selang waktu berjalan 2 tahun, ternyata keponakan dari Pak Anang Widagdo kurang nyaman dengan pekerjaan yang telah dijalaninya dan akhirnya keponakan dari Pak Anang Widagdo merantau ke Jakarta. Sehingga hal tersebut menjadikan Pak Anang Widagdo mengalami kesulitan untuk melanjutkan usaha budidaya lele dikarenakan Pak Anang Widagdo belum banyak mendapat ilmu dari keponakannya tersebut.

Akan tetapi dengan jiwa entrepreneur yang dimiliki oleh Pak Anang Widagdo begitu kuat dan akhirnya beliau tidak mudah putus asa. Kemudian beliau mempunya ide inovatif yaitu beliau ingin membuat usaha pengolahan ikan lele. Awalnya beliau coba-coba ingin membuat produk dari hasil budidaya ikan lelenya yang semakin hari kian menurun. Dan ternyata produk yang dibuat oleh Pak Anang Widagdo dirasa enak dan oleh sebab itu beliau ingin beralih profesi menjadi pengolah ikan lele. Adapun beberapa produk olahan yang diproduksinya antara lain Tahu Lele, Bakso Lele, Nugget Lele, Otak-otak lele, sosis Lele, Rolade Lele, Keripik kulit lele, Lele asap, Stik Lele, Pastel Lele dan Kerupuk Sirip Lele.

Selang beberapa bulan usaha olahan ikan lele yang dilakukan Pak Anang Widagdo ini ternyata kurang mendapat respon positif dari masyarakat khususnya daerah Kecamatan Ngadirojo. Kendala yang dialami oleh Pak Anang Widagdo yaitu masyarakat Kecamatan Ngadirojo kurang gemar makan ikan. Karena masyarakat Kecamatan Ngadirojo tersebut belum tahu apa keunggulan atau manfaat ikan pada tubuh. Dan kendala lain yang dirasakan oleh Pak Anang Widagdo yaitu pemikiran masyarakat Kecamatan Ngadirojo akan ikan lele sangat buruk. Dirasa ikan lele itu merupakan ikan yang jorok dan kurang lezat untuk dikonsumsi. Berbagai kiat atau cara telah dilakukan oleh Pak Anang Widagdo untuk mengatasi pemikiran-pemikiran yang negative tersebut. Pak Anang Widagdo selalu aktif dalam acara-acara yang diadakan dalam perkumpulan Kecamatan maupun Desa dan disela-sela acara tersebut beliau selau mempresentasikan akan gemar makan ikan dan manfaat makan ikan.

Lambat laun berjalan beliau terus memproduksi dan aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas-Dinas yang berhubungan tentang perikanan seperti KKP, DKP Pacitan dan BP3 Banyuwangi. Dan akhirnya membuka wawasan Pak Anang Widagdo dalam dunia perikanan. Beliau yakin akan usaha yang dilakukannya akan berhasil. Dengan adanya pelatihan yang kerap kali diikuti oleh Pak Anang Widagdo, beliau berfikiran untuk mengganti bahan baku untuk pengolahan ikan lele menjadi ikan tuna. Karena dirasa ikan tuna lebih mudah didapat yang realitanya Kabupate Pacitan Khisusnya Kecamatan Ngadirojo cupkup melimpah akan hasil perikanan lautnya dan disamping itu kandungan gizi yang ada pada ikan tuna lebih tinggi bila dibandingkan oleh ikan lele. Selanjutnya, Pak Anang Widagdo mulai mencari warga di Desa Hadiluwih yang sekiranya masih berpenghasilan minim atau pengganguran untuk dijadikan karyawan. Hal tersebut sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat. Jadi pak anang berfikir ini tidak hanya dilakukan semata-mata bisnis. Beliau ingin membangun mental warga sekitar menjadi seorang entrepreneur. Beliau mengambil bahan baku dari masyarakat, dipkerjakan oleh masyarakat dan hasilnya untuk masyarakat. Pak Anang Widagdo menampung 9 orang warga untuk dibina, mereka dibina oleh Pak Anang Widagdo tidak hanya bisa membuat produk akan tetapi beliau membina warga dalam membangun mental atau jiwa entrepreneur dalam bidang perikanan dan kelautan.

Dan pada tahun 2009, Pak Anang Widagdo mendapatkan program dari Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu P2MKP (Program Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) yang inti dari program tersebut adalah membuat suatu kelompok usaha bersama dalam bidang perikanan. Dan akhirnya pada tanggal 22 Januari 2009 dibentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) “PENI” yang dibina oleh Bapak Anang Widagdo. Hingga sekarang POKLAHSAR “PENI” terus produksi dan pemasarannya sudah menyeber ke seluruh Kota pacitan, dan untuk luat kota sudah menjajaki daerah Poorogo dan Magetan. Untuk ke daerah Surabaya dan Malang masih dalam tahap perintisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun