Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Warung Pak Yanto, Tempat Nguliner saat Ziarah di Makam Raja-Raja Mataram Kotagede

18 Januari 2019   10:31 Diperbarui: 19 Januari 2019   17:09 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tengakarta.wordpress.com

MAKAM Raja-Raja Mataram di Kotagede merupakan salah satu lokasi wisata sejarah yang layak dikunjungi. Makam yang terletak di Dondongan, Jagalan, Bantul, Yogyakarta ini banyak dikunjungi para wisatawan sejarah dan  peziarah, terutama pada malam Selasa Kliwon, Jum'at Legi, dan Jumat Kliwon.

Bagi masyarakat Jawa, malam Jum'at Kliwon dianggap sebagai malam sakral dan waktu paling tepat untuk berziarah di makam para leluhur. Tidak heran kalau Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede kebanjiran para peziarah pada malam sakral itu. Mereka berdatangan di makam itu sejak selepas maghrib hingga menjelang tengah malam dengan menggunakan sepeda motor atau mobil.

Sesampai tujuan, sebagian peziarah melaksanakan nyekar di dalam makam Raja-Raja Mataram dengan berpakaian adat Jawa. Sebagian peziarah lainnya berdzikir atau berdoa menurut keyakinan masing-masing di luar pintu masuk makam. Sebagian peziarah lainnya lagi sekadar duduk sambil ngobrol di bangsal-bangsal, di halaman Masjid Agung Mataram, dan di warung-warung kuliner yang berada di luar benteng makam.

https://waliliquid.com
https://waliliquid.com
Terdapat satu warung kuliner yang ramai dikunjungi para wisatawan sejarah dan peziarah. Warung kuliner yang terletak di naungan Beringin Sepuh dan berdekatan dengan bangsal luar itu dikenal dengan Warung Kuliner Pak Yanto. Selain tempatnya enak buat ngobrol, nglaras, dan lek-lekan; warung ini sangat cocok untuk menikmati kuliner tradisi, seperti: nasi sayur oyok-oyok bayung, jadah (jadah bakar), tempe bacem, kara bacem, gembus bacem, dan wedang uwuh ala Kotagede.

https://cookpad.com
https://cookpad.com
Untuk dapat menikmati menu dan makanan tradisi di Warung Kuliner Pak Yanto, para wisatawan sejarah dan peziarah cukup mengeluarkan isi dompet senilai Rp 15.000 - Rp 25.000. Bagi sebagian mereka, tarip kuliner itu sangat murah. Mengingat mereka dapat menikmati kuliner tradisi sambil duduk lesehan di bangsal sejak habis maghrib sampai tutup warung pada ambang subuh.

-Sri Wintala Achmad-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun