Banyak kaum muslim yang tidak memiliki aktivitas rutin pada siang hari sering menyikapi puasa dengan membalik fungsi waktu. Siang hari mereka gunakan untuk tidur. Malam hari mereka manfaatkan untuk beraktivias. Sehingga jati diri mereka berubah serupa kelelawar. Siang mendengkur, malam mencari nafkah.
Khususnya bagi kaum muslim semisal pegawai negeri sipil atau karyawan swasta, diharuskan beraktivitas (selain hari libur) sambil menjalankan ibadah puasa. Berat memang. Karena selama beraktivitas, mereka yang menguras energi dan pikiran niscaya menahan lapar dan dahaga sejak imsya' hingga buka.
Berkaitan melakukan aktivias dengan tubuh bugar saat berpuasa, banyak tips diberikan baik ahli kesehatan maupun ahli agama. Sungguhpun dari sudut pandang berbeda, tips dari kedua belah pihak perlu diperhatikan oleh kaum muslim di dalam menjaga stamina saat beraktivitas di bulan Ramadhan.
Tips Pakar KesehatanÂ
Menurut pakar kesehatan, agar berpuasa dalam kondisi tubuh bugar saat beraktivitas, hendaklah kaum muslim tidak melupakan sahur. Bila lupa sahur, secara otomatis tubuh akan lemah saat digunakan untuk beraktivitas. Akibatnya, hasil pekerjaan tidak akan optimal.
Sesudah bersantap sahur, dianjurkan bagi kaum muslim agar bersembahyang subuh dan berolah raga ringan seperti jalan kaki. Mengingat jalan kaki dapat membantu pencernaan. Dengan pencernaan yang sehat, kaum mulim tidak mudah ngantuk sehabis sahur. Tubuh pun tidak mudah lesu saat melakukan aktivitas. Â
Disarankan pula, agar kaum muslim mengosumsi banyak sayuran, buah, vitamin, madu asli, dan air putih yang dapat membantu kebugaran tubuh saat beraktivitas. Hasilnya gerakan tubuh akan tetap gesit dan pikiran senantiasa fokus pada pekerjaan yang ditanganinya.
Tips Pakar Agama
Lain pakar kesehatan, lain pakar agama. Menurut pendapat pakar agama, agar kaum muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan tubuh bugar saat beraktivtias harus berlandaskan panggilan iman. Hanya dengan iman kepada Allah, niat berpuasa akan terbangun. Berkat niat yang kuat, aktivitas siang tidak menjadi beban berat.
Melalui niat yang kuat, kaum Islam tidak punya alasan untuk membatalkan puasanya hanya karena melakukan aktivitas yang berat. Sebaliknya tanpa niat, pekerjaan sekecil apapun akan menjadi pemicu untuk tidak berpuasa. Karenanya, niat  merupakan bekal utama dalam menunaikan ibada puasa.
Selain niat, hendaklah kaum muslim memersembahkan ibadah puasanya hanya kepada Allah. Hanya dengan demikian, mereka akan merasa ikhlas saat berpuasa. Keikhlasan tersebut yang membuat mereka merasa bahagia saat beraktivitas. Sehingga hasil aktivitasnya tidak akan mengecewakan atasan atau merugikan instansi (perusahaan). [Sri Wintala Achmad]