Mohon tunggu...
Achmad Abdul Arifin
Achmad Abdul Arifin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Az Zaytun Indonesia

Cerdas, Bijaksana dan Inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kesal Dikira Sudah Punya Anak, padahal Menikah Saja Belum

12 Mei 2020   22:27 Diperbarui: 12 Mei 2020   22:51 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: beritasatu.com

Seusai lulus Sekolah Menengah Atas tepatnya pada bulan Ramadhan dua tahun lalu, saya memutuskan untuk mendaftar driver ojek online. Karena puasa, saya seringnya berangkat pada sore hari yang mana ada banyak orderan makanan untuk berbuka puasa.

Yang namanya anak baru, pasti berusaha untuk beradaptasi. Adaptasi terhadap cara kerja sampai fitur aplikasi. Dan yang tak bisa dihindari ialah kita harus beradaptasi menghadapi customer yang watak dan sifatnya berbeda-beda. Ada yang suka ngobrol ada juga yang Cuma diem saja dari naik ke jok motor sampai melepas helm di tempat tujuan.

Ada satu customer yang saya masih ingat sampai sekarang. Seorang bapak-bapak yang mau diantar ke bengkel motor. Beliau suka ngobrol dan begitu supel. Padahal kita baru pertama kali bertemu.

Namun, kalimat pembuka untuk mengawali perbincangan kita membuat pahala puasa saya agaknya berkurang. Bapak itu berkata dengan suaranya terdengar oleh telingaku yang terutup helm.

"Mas, anaknya sudah berapa?" Tanya bapak itu


"Saya belum nikah pak, baru lulus SMA tahun ini" Jawabku terkekeh tapi sambil mengerutkan dahi

"Oh baru lulus, lha rencana mau nikah kapan?"

Entah apa yang dipikirkan bapak itu, kenapa model pertanyaannya tidak berganti menjadi menanyakan rencana mau kuliah atau mau kerja begitu ya hhmmm. Untung nggak saya turunin di tengah jalan.

"Ah, saya mau kuliah dulu pak. Belum kepikiran menikah"

"Lha kan boleh kuliah sambil bawa istri" Tegas bapak itu

"Mumpung masih muda, buruan nikah mas. Biar terjaga dari maksiat hehe" Lanjutnya

Semesta imajiku seakan menolak semua perkataan bapak itu, tapi ada benernya juga sih hahaha. Tapi, masa' tubuhku yang mungil dan unyu ini dikira sudah punya anak, yang bener aja.

Setelah saya terlihat kebingungan menjawab perkataan-perkataan-nya, bapak itu mengganti topik pembicaraan.

Memang dalam Islam ada anjuran untuk pemuda menyegerakan pernikahannya. Selain agar terhindar dari maksiat yang bernama zina, dikatakan menikah juga menyempurnakan separuh dari agama kita. Betapa tidak, setiap yang dilakukan dengan istri kita akan mendapatkan nilai kebaikan disana.

Rasulullah bersabda: 'Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).

( HR Bukhari)

Bahkan khalifah kedua, Umar bin Khattab menyindir pedas kepada para pemuda yang sudah layak menikah namun tidak menikah.

"Tidak ada yang menghalangimu menikah kecuali kelemahan (lemah syahwat) atau kemaksiatan (ahli maksiat)"

Perkataan sayyidina Umar tersebut seakan menampar orang-orang yan tidak memaksimalkan potensi dirinya untuk kebaikan yang luar biasa ini. Menikah merupakan separuh agama broo. Tak heran Sayyidina Umar yang merupakan pemimpin kala itu sedih melihat para pemuda di wilayahnya yang tidak segera menikah.

Namun, lagi-lagi saya adalah anak bau kencur yang baru lulus SMA pak. Janganlah ditodong dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun