Mohon tunggu...
Achmad Nurul Abdillah
Achmad Nurul Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi Mempelajari hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pembentukan Nasionalisme melalui Sepak Bola dan Timnas Indonesia

24 Juni 2022   21:56 Diperbarui: 24 Juni 2022   21:58 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sepak bola telah menjadi olahraga yang paling digemari di hampir seluruh penjuru dunia. Olahraga ini bisa menjadi populer karena dapat menyuguhkan sebuah permainan yang bagus, serta drama – drama lain yang ada dalam sepak bola. Dewasa ini, sepak bola bukan hanya dianggap sebagai sebuah cabang olahraga saja, melainkan juga tentang identitas, kebanggaan suatu wilayah atau suatu bangsa. Ketika membicarakan tentang sepak bola maka banyak orang mengatakan bahwa klub/negara yang mereka dukung bukan hanya tentang kesenangan semata, tetapi juga tentang kebanggaan yang dibawanya. Sepak bola juga memiliki peranan yang cukup krusial dalam menumbuhkan nasionalisme suatu bangsa, tidak terkecuali Indonesia.

            Sepak bola yang merupakan olahraga paling populer di Indonesia dianggap menjadi salah satu media yang mampu untuk memunculkan sentimen nasionalisme. Antusiasme masyarakat selalu tinggi meski tim nasional sepak bola minim akan prestasi. Selain karena kepopulerannya sepak bola juga dianggap dapat merepresantasikan kondisi masyarakat Indonesia yang multikultur. Hal itu dikarenakan sepakbola merupakan olahraga berkelompok, bukan perseorangan seperti bulutangkis, tenis, dan lain – lainnya. Contohnya saja, dalam sebuah tim nasional sepak bola Indonesia, anggota tim tersebut dapat terdiri dari banyak pemain yang berasal dari berbagai etnik, ras, dan agama yang berbeda.

            Di Indonesia sendiri, sepak bola telah lama dikenal sebagai alat untuk mempersatukan bangsa. Dua tahun pasca dilaksanakannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928, berdirilah Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia ( PSSI ). Dengan semangat sumpah pemuda, Ir. Soeratin Sosrosoegondo mendirikan PSSI sebagai bentuk kamuflase pergerakan kaum pemuda dalam mempersatukan Indonesia untuk melawan penjajah (Isyanto, 2010). Pada ruang lingkup yang hampir berdekatan, orang – orang keturunan Tionghoa menunjukkan nasionalisme Indonesia-nya melalui media sepak bola. Menurut Buntoro (2007), pada masa pergerakan nasional, warga Tionghoa mendirikan badan sepak bola Tionghoa dan menyelenggarakan pertandingan. Pembentukan badan sepak bola Tioghoa memiliki tujuan untuk menunjukkan eksistensi etnis Tionghoa yang kemudian membawa keterlibatan dalam level yang lebih tinggi, yaitu tim nasional Indonesia. Salah satu klub sepak bola yang tergabung dalam badan sepak bola Tionghoa adalah klub Union Makes Strenght ( UMS ) yang terkibat dalam pergerakan kemerdekaan dan eksis hingga saat ini ( Julianto, 2011 ).

            Sementara Aji ( 2010 ), menjelaskan tentang eksistensi sepak bola Tionghoa di Surabaya pada masa kolonial. Dalam studi tersebut, ditemukan konteks sosial politik pada masa kolonial yang menjadi awal dari berkembangnya perkumpulan sepak bola Tionghoa di Surabaya. Prestasi yang ditorehkan pesepakbola etnis tionghoa di berbagai kompetisi yang diadakan oleh bond  di Surabay, membuat beberapa pemain berhasil masuk ke tim nasional yang saat itu masih dibawah naungan NIVU. Di bawah bendera Hindia Belanda, mereka tampil sebagai kontestan yang berasal dari Asia pertama di Piala Dunia 1938. Dalam studi tersebut dijelaskan bahwa sepak bola dan politik selain menumbuhkan fanatisme juga dapat menumbuhkan semangat nasionalisme. Dalam setiap pertandingan sepak bola yang diselenggarakan, maka fanatisme akan tertransformasikan dalam semangat pertandingan, suporter dan pemain.

            Salah satu tujuan dan usaha dari PSSI dalam memajukan sepak bola Indonesia adalah dengan membentuk tim nasional. Dalam bab 2 Pedoman Dasar PSSI tentang tujuan dan usaha disebutkan bahwa untuk memajukan sepak bola Indonesia adalah dengan membentuk tim nasional yang berkualitas, dalam rangka berpartisipasi secara optimal di event regional maupun internasional ( PSSI, 2004 ). Namun demikian, dalam perjalanannya tim nasional bukan hanya disiapkan untuk bermain secara optimal di berbagai ajang Internasional. Disadari ataupun tidak, timnas tela dianggap sebagai sarana bagi Bangsa Indonesia untuk menunjukkan rasa nasionalisme dan bentuk persatuan kepada bangsa lain. Timnas dianggap telah merepresentasikan jutaan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, bukan hanya untuk sekedar bermain sepak bola, Timnas Indonesia juga memiliki tanggung jawab untuk berjuang bagi harga diri Bangsa Indonesia.

            Tim Nasional Indonesin merupakan gabungan atau kumpulan pemain – pemain sepakbola terbaik yang berasal dari berbagai daerah. Hal itu menunjukkan bahwa timnas adalah gambaran dari Bangsa Indonesia yang multikultur yang terdiri dari berbagai perbedaan mulai dari suku, etnik, ras, dan agama. Bersatunya pemain – pemain dari berbagai perbedaan tersebut merupakan perwujudan dari nilai – nilai nasionalisme. Selain disatukan sebagai sebuah tim, para pemain tersebut juga berjuang membawa identitas Bangsa Indonesia. Identitas primordial mereka, seperti etnik sementara harus ditinggalkan demi kepentingan yang lebih besar, yaitu bangsa.

            Sebagai sebuah tim sepakbola yang mewakili nama Indonesia, timnas selalu tampil dengan membawa simbol – simbol bangsa. Kesakralan bendera merah putih diwujudkan dengan menjadi warna seragam timnas. Warna kebesaran bangsa Indonesia tesebut selalu digunakan para pemain timnas sebagai seragam utama. Seragam merah putih tersebut semakin menunjukkan identitas punggawa timnas sebagai suatu bangsa ketika lambang Garuda Pancasila juga disematkan di dada kiri seragam setiap pemain. Lambang negara tersebut adalah kebanggaan dan motivasi bagi setiap pemain timnas yang menggunakannya. Kurniawan Dwi Yulianto mengatakan bahwa dengan mengenakan seragam merah putih dengan lambang Garuda, itu akan memberikan motivasi yang berlebih pada dirinya. Sang Saka Merah Putih yang juga dikibarkan sesaat sebelum bertanding untuk menunjukkan kepada masyarakat dan pemai, bahwa timnas berjuang demi nama bangsa. Bersamaan dengan berkibarnya Sang Merah Putih, dinyanyikan pula lagu kebangsaan, Indonesia Raya.

            Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari masyarakat yang beraneka ramgam. Keanekaragaman tersebut dibarengi pula dengan sentimen primordialisme yang cukup kuat. Akibatnya, isu – isu sensitif mudah sekali memancing pecahnya kerusuhan di negeri ini, konflik yang berhubungan SARA pun sering sekali kita temui. Hal tersebut tentunya mengancam integrasi Indonesia sebagai negara yan berdaulat. Sentimen nasionalisme mutlat harus ditumbuhkan demi menghindari semakin tumbuhnya sentimen primordialisme yang berlebihan.

Sepak bola hadir sebagai media yang mampu unuk menumbuhkan rasa nasionalisme bagi Bangsa Indonesia. Tim Nasional Indonesia mampu menumbuhkan nilai – nilai nasionalisme bagi para punggawa Timnas dan masyarakat. Tim nasional dianggap sebagai representasi dari jutaan masyarakat Indonesia serta sebagai alat pemersatu bangsa. Sebagai representasi bangsa, timnas turut memberikan pengetahuan akan simbol – simbol bangsa kepada masyarakat luas. Pemakaian simbol – simbol negara saat timnas bermain semakin dimaknai masyarakat Indonesia sebagai identitas bangsanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun