Namun akan terjadi kesenjangan Jika Guru sebagai Digital Immigrant tidak bisa menyesuaikan kemampuan menggunakan teknologi dengan Digital learners yang begitu masif menggunakan layanan digital
Saya berasumsi, Pemanfaatan ICT sebagai media pembelajaran adalah hal pokok yang harus dipenuhi oleh Guru pada era digital ini.
Apalagi penggunaan CBT (Computer based testing) sudah mulai menggeser pemggunaan PBT (Paper Based Testing) contohnya dalam pelaksanaan ujian nasional selama 3tahun belakangan ini
Jika Guru tidak mau ikut melibatkan dirinya dalam era digital, Siswa akan merasakan kejenuhan dengan sistem pembelajaran yang statis; memghabiskan waktu dikelas, pergi ke perpus, mengumpulkan PR dan mengerjakan latihan soal. Karena kegiatan di atas merupakan Traditional Teaching-Learning
Siswa akan lebih engage dalam kegiatan pembelajaran jika pembelajaran yang ditawarkan menggunakan teknologi digital yang juga mereka gandrungi. Guru harus bisa memahami kondisi siswa digital.
Guru harus terbiasa menggunakam slide presentasi Prezi daripada menulis/mendikte di papan tulis. Membagi materi pembelajaran yang atraktif dari berbagai sumber melalui google classroom, edmodo atau schoology dibandingkan meminta siswa untuk fotocopy.
Mentransformasi penilaian yang semula siswa harus meruncingkan pensil dan menghapus jawaban salah menjadi latihan soal yang memanfaatkan aplikasi ICT seperi hotpotato, wondershare, atau google form dan membagikan linknya di laman sosial media seperti facebook atau whatssapp.
Penulis yakin cara cara digital ini akan memberikan ketertarikan yang tinggi untuk siswa agar terus belajar (Continuing learning).
Pemanfaatan ini juga dapat mengurangi konsumsi internet siswa untuk hal hal yang lebih bermanfaat daripada bermain sosmed
Bayangkan sebagai Guru jika nanti setelah murid kita menyelesaikan belajarnya lalu di dunia luar, mereka tidak sedigital dengan yang lainnya. Siapa yang patut dipersalahkan?
Pasti Kita. Para Tenaga Pendidik.