Ethiopia memiliki sejarah panjang sebagai negara merdeka di Afrika. Negara ini adalah salah satu negara tertua di dunia dan wilayahnya merupakan salah satu tempat peradaban terawal. Ethiopia adalah satu dari sedikit negara di Afrika yang tidak pernah dijajah selama Perebutan Afrika, hingga akhirnya Italia menduduki negara tersebut pada tahun 1936. Kedaulatannya dipulihkan pada tahun 1944 setelah Perjanjian Inggris-Ethiopia.
Bahasa:
bahasa Ethopia
 Amharik , adalah bahasa resmi negara tersebut. Bahasa lainnya, Afar , adalah bahasa resmi di sebagian wilayah negara tersebut. Ethiopia juga merupakan rumah bagi 2 bahasa asli yang kini telah punah. Selain itu, terdapat 5 bahasa non-asli yang masih hidup di negara ini.
Agama:
Agama utama di Ethiopia adalah Kristen, yang didominasi oleh Kristen Ortodoks Ethiopia dan diikuti oleh Protestan. Agama terbesar kedua adalah Islam. Ada juga komunitas Yahudi yang kecil, pengikut Kepercayaan Bah, dan beberapa penganut kepercayaan tradisional.Â
Tradisi:
Tradisi Ethiopia meliputi perayaan keagamaan Kristen seperti Meskel dan Natal (Genna), festival Irreechaa dan Ashenda, serta upacara minum kopi Jebena Buna.Â
Makanan:Â
Makanan khas Ethopia injera, roti pipih kenyal seperti spons yang terbuat dari biji-bijian teff, serta berbagai macam semur  hidangan daging seperti doro wat (semur ayam pedas) dan tibs (tumisan daging), serta hidangan vegetarian seperti shiro wat (bubur kacang arab) dan fossolia (semur buncis). Hidangan-hidangan ini dibumbui dengan campuran rempah khas Ethiopia bernama berbere.Â
Arsitektur:
Arsitektur di Ethiopia sangat beragam, meliputi gereja monolitik dan kompleks batu pahatan (seperti di Lalibela dan Aksum), arsitektur vernakular tradisional (seperti rumah-rumah Harari dan Sidama yang unik), serta contoh arsitektur Islam di kota-kota seperti Harar, yang juga memiliki tembok kota kuno dan masjid.
Pakaian:
- K'emis: Kain yang digunakan untuk membuat gaun wanita.
- Net'ela: Kain muslin yang digunakan untuk membuat selendang wanita yang dikenakan ke gereja.
- Gabi: Tenunan yang lebih tebal dibuat menjadi selimut yang dikenakan untuk melindungi dari dingin atau di tempat tidur.
- Boluko: Tenunan tertebal yang digunakan untuk selimut.
Â
Tekstil ini berbeda dalam teksturnya tetapi secara tradisional semuanya berwarna putih, menggunakan kapas yang tidak diwarnai. Tepi berwarna-warni yang ditemukan pada sebagian besar pakaian tradisional dibuat menggunakan benang poliester atau rayon impor. Menenun adalah kerajinan yang diturunkan dari ayah ke anak dan secara tradisional dilakukan oleh laki-laki .
Dinamika budaya/ permasalahan budaya:
- Identitas Historis yang Unik: Ethiopia mempertahankan identitas historisnya yang unik sebagai satu-satunya negara Afrika yang tidak dijajah, meskipun sempat diduduki Italia dari tahun 1936 hingga 1941 .
- Keragaman Etnis dan Bahasa: Ethiopia memiliki lebih dari 80 kelompok etnis yang berbeda, masing-masing dengan bahasa dan tradisi mereka sendiri. Amharik telah menjadi bahasa resmi selama 150 tahun, tetapi bahasa Inggris juga digunakan di dunia akademis .
- Agama: Mayoritas penduduk Ethiopia menganut agama Kristen Ortodoks Ethiopia, yang memiliki warisan kaya dan tradisi.
Pengaruh globalisasi terhadap budaya negara tsb:
Dampak Positif
Â
- Peningkatan Ekonomi: Globalisasi dapat meningkatkan ekonomi Ethiopia melalui peningkatan perdagangan dan investasi asing. Hal ini menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi bagi masyarakat Ethiopia .
- Akses ke Informasi dan Teknologi: Globalisasi memberikan akses yang lebih mudah ke informasi dan teknologi baru, yang dapat meningkatkan pendidikan dan inovasi di Ethiopia .
- Pertukaran Budaya: Globalisasi memungkinkan pertukaran budaya antara Ethiopia dan negara lain, yang dapat memperkaya budaya Ethiopia dan meningkatkan pemahaman antarbudaya. Contohnya, kuliner Ethiopia seperti kitfo dan kopi Yirgacheffe semakin dikenal di dunia barat .
Dampak negatifÂ
- Homogenisasi Budaya: Globalisasi dapat menyebabkan homogenisasi budaya, di mana budaya lokal Ethiopia terancam oleh budaya global yang dominan .
- Hilangnya Identitas Budaya Lokal: Masuknya budaya asing dapat melunturkan identitas budaya lokal Ethiopia, terutama di kalangan generasi muda. Nilai-nilai tradisional seperti gotong royong dapat terkikis oleh individualisme yang dibawa oleh globalisasi .
- Dominasi Budaya Asing: Budaya asing yang masuk tanpa disaring dapat mendominasi dan menghilangkan rasa bangga terhadap budaya lokal Ethiopia .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI