Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sensasi Mandi Api di Kayangan Api

12 Juli 2014   03:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:36 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_333155" align="aligncenter" width="526" caption="Kayangan Api"][/caption]

Matahari mulai rebah di langit barat, ketika kami berempat dari Tuban mengemudikan kendaraan menuju wilayah selatan Bojonegoro. Sore itu kami berencana menuju lokasi wisata Kayangan Api, saya ingin memenuhi janji mengantar ketiga kawan jalan-jalan ke sana sekaligus mandi api di lokasi tersebut. Senagaja saya pilih berangkat sore karena saya rasa waktu yang tepat untuk melihat nilai lebih keindahan Kayangan Api dibanding saat siang.

Melintasi jalan menuju arah Dander yang sudah diaspal sangat nyaman, lokasi persawahan di kanan kiri sudah mulai berubah menjadi area perumahan, kadang-kadang saya berpikir dimana lagi nanti harus tanam padi ya ? kalau sawah sudah jadi perumahan, lama-lama kita mesti import terus menerus beras dari Negara tetangga.

Seperti untuk diketahui, Kahyangan api adalah salah satu obyek pariwisata yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Sumber api yang tidak pernah kunjung padam, yang terletak di kawasan hutan lindung, tepatnya berada pada Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem dikelilingi kabut misteri yang belum terpecahkan hingga kini. Ada kepercayaan di kalangan pesinden dan pedagang yang ingin meraih sukses untuk melakukan ritual di sana.

14050853161029079666
14050853161029079666

Lanjut sampai di pertigaan pasar Dander untuk mencapai lokasi obyek wisata ini kita berbelok ke kanan, berubah melawati jalan yang tidak terlalu mulus, Lepas dari perumahan penduduk kita memasuki kawasan hutan jati. Musim kering membuat suasana hutan yang meranggas, ada juga beberapa bekas kebakaran. Hutan yang dilewati menjadi terang benderang, jauh berbeda dari beberapa tahun silam yang rimbun.

Bea masuk kelokasi wisata cukup murah hanya Rp 3000,- Lahan parkir di sekita lokasi wisata juga ada, jangan lupa siapkan uang pas buat bayar parkir. Masuk ke area wisata melewati gapura, ada beberapa lokasi yang bisa kita lihat antara lain : sumber api, air belerang, pendopo dan lokasi bermain anak.

1405085564929682380
1405085564929682380

Lurus dari gapura pintu masuk, kita akan sampai di lokasi sumber api yang sudah dipagari melingkar, beberapa pengunjung membuka pintu pagar yang membatasi dan berjalan melintasi api untuk berfoto. Memang aneh bin ajaib, melintasi api tapi tidak terbakar tapi kalau panas ya sudah pasti, inilah yang saya sebut MANDI API. Konon menurut legenda api ini adalah jalan untuk menuju kayangan..

Api ini berasal dari sumber gas yang tidak pernah padam meskipun hujan dan gelap. Entah benar atau tidak, sumber api abadi ini adalah terbesar se-asia tenggara menurut Tim geologi dari Inggris yang pernah meneliti sumber api ini. Selain itu, Kayangan api juga dipercaya masyarakat sekitar mempunyai nilai magis. Sekitar 80 meter dari semburan api, terdapat sebuah kolam dengan air keruh menggelegak menyerupai air mendidih. Aroma belerang, tersebar begitu mendekat ke sumber air hangat ini. Masyarakat sekitar menamainya, sumber “AIR BLEKHUTUG”. Uniknya, air ini tak akan terasa panas jika disentuh.

[caption id="attachment_333159" align="aligncenter" width="530" caption="Mandi Api"]

14050857691476134273
14050857691476134273
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun