Mohon tunggu...
Abyan Rasyidin
Abyan Rasyidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya suka denger lagu kesukaan saya warna biru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resume Jurnal "Tabola Bale" oleh Pak DRS. Study Rizal LK,MA.

16 September 2025   21:16 Diperbarui: 16 September 2025   21:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada pertemuan kedua hari rabu tanggal 10 september, dengan dosen pendidikan pancasila bapak DRS. Study Rizal LK,MA. saya selalu mempersiapkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan untuk pembelajaran, pada waktu itu adalah hari pertama pertemuan offline tapi ternyata belum waktunya juga kita kuliah offline sehingga membuat kita kuliah online.

Pada saat itu kita sekelas mulai konfirmasi pada bapak dosen untuk mengetahui mengenai mengapa kelas online ternyata ada acara dnktv sehingga mengharuskan kelas online, lalu bapak dosen memberitahu bahwasanya kelas diliburkan terlebih dahulu tetapi tugas catatan tetap di kerjakan. Kemudian, tugas yang di berikan adalah kita harus memilih karya tulis yang sudah dibuat oleh bapak Study Rizal LK,MA. yang ada di kompasiana dan retizen.republika punya beliau.Diantara banyaknya hasil tulisan karya beliau saya memilih berita yang berjudul "Tabola Bale: Dari Lirik Lokal ke Ruang Publik Nasional" alasannya karna sedang viral pada waktu sekarang dan menarik untuk dibahas.

Isi dari berita tersebut menjelaskan tentang sebuah lagu yang sedang viral sampai pernah di nyanyian di istana Negara pada waktu perayaan 17 agustus, lagu ini di ciptakan oleh anak bangsa dari timur, lagu mereka yang bermaksa senang, bahagia, romantis membuat semua orang yang mendengarkan merasa senang dan menikmati, sampai pada waktu di istana semua para pejabat bergoyang riang tetapi mereka tidak tau dan tidak terbuka mata dengan keadaan yang ada di timur bahwa mereka menginginkan kesejahteraan dan kelayakan hidup yang adil seperti wilayah yang ada diperkotaan yang sering di kunjungi, dengan karya mereka itu adalah ungkapan hati mereka melalui sebuah karya yaitu musik.

Maka, yang dapat kita ambil pelajarannya adalah musik bukan hanya untuk kesenangan saja atau lirik lagu biasa yang dibuat oleh para pencipta lagu tetapi bisa jadi lagu tersebut adalah ungkapan yang sulit untuk didengar dan di perhatikan secara langsung, sehingga dibuatlah dengan versi musik dan menjadikan peluang bagi kemajuan. Fenomena menarik terjadi ketika Tabola Bale dibawakan di Istana Merdeka pada HUT RI ke-80. Suasana yang biasanya sakral dan penuh protokol berubah cair, hingga Presiden dan pejabat pun ikut berjoget. Peristiwa ini lalu viral di media sosial dan menunjukkan bagaimana budaya populer bisa menjadi bahasa politik: negara menampilkan wajah Indonesia yang bahagia, inklusif, dan penuh energi muda.

Namun, dalam perspektif komunikasi kritis, muncul pertanyaan: apakah simbol kebersamaan ini juga mencerminkan realitas kesejahteraan masyarakat Timur? Lagu ini berhasil membawa identitas lokal ke ruang nasional, tetapi pengakuan simbolik belum tentu diikuti keadilan struktural.

Di era digital, Tabola Bale juga menunjukkan paradoks budaya: viralitas memberi ruang ekspresi, tetapi keuntungan justru lebih banyak mengalir ke platform global dibandingkan kreatornya. Artinya, lagu ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang negosiasi makna---antara kekuasaan negara, masyarakat Timur, dan industri digital.

Kesimpulannya, Tabola Bale adalah bukti bahwa budaya populer tidak netral. Ia bisa menjadi jembatan kebersamaan sekaligus alat legitimasi. Yang penting, kebahagiaan yang dirayakan di istana harus benar-benar hadir nyata dalam kehidupan rakyat, terutama mereka yang suaranya berasal dari pinggiran.

Kreator: Muhammad Rasyidin Abyan 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun