Islam sangat menekankan pentingnya karakter pendidikan dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia. Rasulullah diutus bukan hanya untuk menyampaikan wahyu, tetapi juga untuk menyempurnakan akhlak manusia. disampaikan sabda beliau:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR.Ahmad, no.8729).
Dalam konteks pendidikan modern, pendidikan karakter menjadi pilar utama dalam membangun bangsa yang beradab. Pendidikan bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan moral dan sosial. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung."Â (QS. Al-Qalam : 4).
Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah adalah teladan utama dalam karakter. Oleh karena itu, dalam pendidikan, kita harus menanamkan nilai-nilai kejujuran, amanah, disiplin, toleransi, dan kasih sayang kepada sesama.
Pendapat para pakar juga sejalan dengan prinsip ini. Thomas Lickona, seorang pakar pendidikan karakter, menyatakan bahwa:
"Pendidikan karakter bukan sekadar mengajarkan mana yang benar dan salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari."Â (Licona, 1991).
Begitu pula Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, yang mengatakan:
"Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani."
Artinya, seorang pendidik harus memberi teladan di depan, membangun semangat di tengah, dan memberikan dorongan dari belakang.
Di era modern ini, pendidikan karakter harus dikombinasikan dengan moderasi. Moderasi berarti keseimbangan dalam beragama, berbudaya, dan berpikir. Islam mengajarkan kita untuk menyatakan wasathiyah (moderat), sebagaimana firman Allah: