Mohon tunggu...
Abu Tajir
Abu Tajir Mohon Tunggu... Freelancer - Bakul buku

Bakul buku yang hobi duit, nulis dan mengolah manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadis "Tidurnya Orang Berpuasa Itu Ibadah"... Itu Palsu!

5 April 2021   22:36 Diperbarui: 5 April 2021   22:44 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada tiga kejadian menark yang berkaitan dengan Hadis yang akan kita bahas ini. Pertama pada bulan Ramadhan, tahun 1968, di sebuah pesantren di pesisir utara Jawa Tengah, seorang santri selalu tidur pada siang hari Ramadhan. Padahal para santri lainnya ramai ramai mengikuti pengajian kitab kuning yang khusus diadakan pada
setiap bulan Ramadhan. Istilah pesantrennya, Ngaji Pasaran.

"Kang, bangun Kang, ngaji" begitu kata seorang temannya membangunkan. "Biarkan saja, tidurnya orang yang berpuasa itu kan ibadah", begitu kata kawan santri yang lain seolah membela santri yang sedang tidur itu. Dan tampaknya, ungkapan kawan yang membela itu bukan sekadar ungkapan biasa, karena di kalangan para santri, itu populer dikenal sebagai sebuah Hadis yang menyebutkan begitu

a. Diskusi di London

Lain lagi dengan kejadian yang kedua ini, yaitu yang terjadi pada musim panas tahun 1978 di London, Inggis. Seorang mahasiswa
Indonesia yang belajar di salah satu negara di Timur Tengah berlibur musim panas di kota super modern yang penuh dengan kebun-kebun raya itu. Ia menjadi tamu seorang Home staff KBRI (Kedutaan Besar
Republik Indonesia) di London.

Karena waktu itu bulan Ramadhan, maka pada pagi hari mahasiswa tadi tidur di rumah. Sedangkan tuan rumah pergi ke KBRI. Agak siang, mahasiswa tadi bangun dan selanjutnya bersama kawannya yang juga mahasiswa di Timur Tengah keluar, berjalan-jalan melihat kota London. Menjelang sore, ketika tuan rumah belum pulang dari KBRI, mahasiswa tadi pulang Ke rumah, kemudian sambil menunggu
sore ia tidur lagi.

Ketika tuan rumah pulang petang har, dan dilihatnya mahasiswa tadi tidur seharian, Ia berkata, "Kalau puasa hanya tidur saja, anak kecil juga bisa." Mendengar sindiran itu mahasiswa tadi berkomentar, "Orang berpuasa itu tidurnya saja dinilai ibadah. Begitu kata sebuah Hadis."

"Ah, mana mungkin begitu," kata tuan rumah, "Orang tidur kok beribadah. Ini berarti tidurnya saja sudah mendapatkan pahala, padahal orang beribadah itu mendapat pahala karena Ia menghadapi tantangan dan godaan. Lantas, orang yang tidur itu apa tantangan dan godaannya," katanya memberikan alasan.

"Tetapi banyak yang mengatakan ungkapan itu sebuah Hadis," jawab mahasiswa tadi. "Lha ini, Sampeyan ini kan mahasiswa dan
belajar agama lslam di Timur Tengah. Seharusnya Sampeyan meneliti Hadis itu. Apa benar itu sebuah Hadis?" kata tuan rumah tadi mengharapkan kepada tamunya.

Itulah dua kejadian yang sangat berjauhan baik dari segi waktu maupun tempat. Namun demikian, kedua kejadian itu mempunyai
topik yang sama, yaitu Hadis tidurnya orang berpuasa itu merupakan ibadah.

b. Narasumber di Televisi

Kejadian ketiga baru saja pada bulan Ramadhan 1423 H yang lalu. Disebuah stasiun televisi, seorang yang berpangkat Kiai Haji dan namanya tidak dikenal di kalangan masyarakat umum, menjadi narasumber untuk acara yang disiarkan pada siang hari. Sementara sebagai pembawa acara, ditampilkan seorang artis sinetron yang namanya juga tidak begitu kondang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun