Mohon tunggu...
Ramdhan hunowu
Ramdhan hunowu Mohon Tunggu... Penulis

Penulis aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Palu Nomoni di Sulawesi Tengah

27 Oktober 2024   14:49 Diperbarui: 27 Oktober 2024   14:59 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar Republika online.com

Created By Siti Nabila-Mardia Bin Smith-Bimbingan dan Konseling-Universitas Negeri Gorontalo

Palu Nomoni adalah sebuah tradisi yang memiliki akar budaya yang dalam di Sulawesi Tengah, khususnya di kota Palu. Istilah "Nomoni" sendiri berarti "berbunyi" dalam bahasa Kaili, mencerminkan interaksi antara manusia dengan alam melalui suara, terutama dalam bentuk alat musik tradisional seperti gimba dan lalove. Suara-suara ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam, sering kali digunakan dalam upacara adat untuk mengundang roh leluhur dan memohon berkah.Asal usul Palu Nomoni dapat ditelusuri kembali ke tradisi lisan dan praktik budaya masyarakat Kaili. Masyarakat Kaili hidup dalam harmoni dengan alam sekitar, dan suara-suara tradisional mereka merupakan bagian integral dari ritual-ritual adat. Dalam mitos dan legenda Kaili, suara-suara ini diyakini dapat membangunkan dewa-dewa dan arwah leluhur, serta menghindari petir dan badai. Tradisi ini telah mengalami berbagaiperubahan sepanjangsejarahnya, terutama dengan pengaruh agama dan modernisasi. Namun, upaya untuk menghidupkan kembali Palu Nomoni sebagai bagian dari identitas budaya tetap berlangsung. Festival Pesona Palu Nomoni yang diadakan setiap tahun sejak 2008 merupakan salah satu cara untuk merayakan dan melestarikan tradisi ini.

Festival Pesona Palu Nomoni diadakan setiap bulan September dan menjadi ajang bagi masyarakat untuk menampilkan kekayaan budaya mereka. Berbagai kegiatan diadakan selama festival,termasuk pertunjukan seni, lomba maraton internasional, dan ritual adat seperti Balia. Festival ini juga berfungsi sebagai platform untuk mempromosikan pariwisata di Sulawesi Tengah, menarik ribuan pengunjung domestik maupun mancanegara.Salah satu aspek menarik dari festival ini adalah bagaimana ia menggabungkan elemen tradisional dengan modernitas. Misalnya, meskipun ada pertunjukan alat musik tradisional, festival ini juga menyertakan kompetisi olahraga dan kegiatan lain yang lebih kontemporer. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kaili berusaha untuk menjaga warisan budaya mereka sambil tetap relevan dalam era modern.Selama festival, pengunjung dapat menikmati berbagai atraksi budaya yang unik.

Mulai dari pertunjukan tarian tradisional hingga demonstrasi teknik pembuatan barang-barang kerajinan tangan, setiap kegiatan memiliki nilai historis dan estetika tersendiri. Musik tradisional seperti gimba dan lalove turut hadir sebagai ikonik representasi Palu Nomoni, mengiringiacara-acara dengan suasana yang tak terlupakan.

Keberadaan festival ini juga membawa dampak positif bagimasyarakat setempat. Melaluipromosi pariwisata, pendapatan lokal meningkat, serta pekerjaan sementara diciptakan untuk mendukung operasional festival. Selain itu, festival ini juga menjadi wahana edukatif untuk anak- anak muda untuk mengenal danmenghargai warisan budayanya.

Salah satu ritual yang paling dinanti dalam Festival Pesona Palu Nomoni adalah Balia. Ritual ini merupakan upacara pengobatan tradisional yang dilakukan oleh dukun atau tetua suku Kaili. Dalam pelaksanaannya, ritual Balia melibatkan berbagai elemen seperti pengolesan minyak wangi, peniupan alat musik tradisional, serta penawaran sesaji berupa ayam dan kambing. Proses ini dipercaya dapatmenyembuhkan penyakit dan mengusir roh jahat.Ritual Balia tidak hanya penting dalam konteks spiritual; ia juga merupakan bagian integral dari sistem kesehatan komunitas Kaili. Dalam praktiknya, dukun menggunakan kombinasi teknik medisin tradisional dan doa-doan religius untuk membersihkan badan dan jiwa korban sakit. Penggunaan minyak wangi misalnya diyakini dapat melembutkan otot dan menghilangkan rasa sakit, sedangkan peniupan alat musik tradisional berfungsi sebagai pengusir roh jahat yang mengganggu keseimbangan tubuh manusia.

Meskipun ritual ini tidak lepas dari kontroversi karena beberapakalangan menganggap bahwa praktik tersebut mengandung unsur syirik karena meminta pertolongan kepada selain Tuhan, bagi masyarakat Kaili sendiri Balia adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-harinya untuk menjaga keselamatan dan kesehatannya secara holistik.

Festival Pesona Palu Nomoni pada tahun 2018 menjadi sangat bersejarah karena bertepatan dengan bencana tanah goyang dan tsunami yang menimpa kota Palu pada tanggal28 September . Peristiwa tragis ini mengguncang bukan hanya fisik kota tetapi juga jiwa masyarakatnya. Banyak orang kehilangan nyawa dan harta benda pada saat festivalseharusnya berlangsung.Tragedi tersebut memberikan dampak mendalam terhadap pelaksanaan festival di tahun- tahunberikutnya. Masyarakat berusaha untuk bangkit dari keterpurukan dengan mengingat kembali nilai-nilai kebudayaan yang sudah diwariskan ke nenek moyang mereka. Dalam konteks ini, Palu Nomoni tidak hanya menjadi simbol kebangkitan budaya tetapi juga harapan bagi masa depan yang lebih baik.

Setelah bencana, festival tahun-tahun berikutnya difungsikan sebagai ajang rehabilitasi sosio-ekonomi masyarakat lokal. Melalui promosi pariwisata yang lebih agresif dan program-program bantuan sosial, pemerintah daerah dan organisasi internasional bekerja sama untuk membantu pulihnya infrastruktur fisik serta psikologis masyarakat.Selain itu,tragedi ini juga mempercepat transformasi digitalisasi ekonomi lokal guna meningkatkan efisiensi distribusiinformasi terkait event-event turisme nasional/internasional termasuk festival palu nomoni yang makin strategis dalam era globalisasi saat ini.

Upaya pelestarian budaya melalui Festival Pesona Palu Nomoni menunjukkan bahwa masyarakat Kaili sangat peduli terhadap warisan mereka. Pemerintah daerah bersama komunitas lokal bekerja sama untuk Melalui pendidikan dan promosipariwisata,
masyarakat diharapkan dapat terus mengenal dan menghargai nilai-nilai budaya mereka.Dalam waktu tahun terakhir, festival ini telah meluas menjadi salah satu acara tahunan yang paling dinanti di Sulawesi Tengah. Dengan semakin banyaknya partisipasi dari berbagai kalangan baik lokal maupuninternasional harapan akan pelestarian budaya semakin kuat.Melihat perkembangan teknologi informasi masa kini tentunya strategi promosi digital pun tak boleh dilewatkan lagi agar target audiens global makin luas lagi tanpa batasan geografis apapun lagi!Selain itu juga penting bagi pemerintah daerah serta organisasiterkait memberikan dukungan finansial yang cukup agar kegiatan festival bisa berlangsung lancar tanpa hambatan apa pun lagi sehingga nantinya bisa meningkatkan pendapatan lokal setempat guna meningkatkan taraf hidup warga setempat sendiri juga tentu saja!Ke depannya harapan besar bahwa tradisi palu nomoni bakalan jadi salah satu ikon budaya nasionalbahkan internasional kalau semua elemen terkait bekerja sama dalam menciptakan event- event turisme yang berkualitas tinggi namun tetap melestarikan warisan budayanya sendiri juga tentu saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun