Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebuah Inspirasi untuk Menolong Sesama

13 Mei 2020   06:14 Diperbarui: 13 Mei 2020   09:21 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pa Rudiana Afrijal pendonor darah golongan O tinggal di Bandung (photo : profil whats app)

Selayaknya memang segala kesempatan selagi kita mampu agar bisa berbagi dalam hal apa saja. Setiap kejadian yang sepertinya sebuah kerugian. Malah menjadi ajang untuk lebih banyak melakukan kebaikan.

Apakah kejadian yang dialami oleh manusia itu berupa azab, musibah, ujian atau malah menjadi berkah pembelajaran. Adalah tergantung sejauhmana sikap mentalnya dimaksimalkan untuk upaya menuju keistimewaan. Sehingga semua kejadian itu tidak dianggapnya azab, musibah atau ujian. Tetapi lebih memilih dijadikannya memacu berkah pembelajaran, banyak kesempatan untuk kreatif dalam manfaat.

Nut, nut, nut.....! Bunyi notifikasi handphone berbunyi sebuah pemberitahuan ada pesan whats app masuk. Kulihat sebuah nama Imelda. Dia adalah sahabat kerja di dua tempat yang berbeda karena memilih karir yang sama yaitu sebagai koki.

"Nif apa golongan darahmu....?". Kemudian dibawah halaman berikutnya tertera postingan informasi urgent kebutuhan darah golongan O, sudah ternactum nama pasien dan rumah sakitnya ada di Bandung.

"Golonganku A, tapi lagi di Sukabumi. Sebentar aku share di komunitasku yang ada di Bandung".

Kejadian seperti ini bukan kali pertama. Salah satu hobiku ini adalah donor darah, dengan berkomitmen pada diri sendiri untuk menjadi siaga pendonor darah golongan A.

Kalau berpikir saat puasa apalagi situasi pandemi seperti sekarang ini. Barangkali tidak semua orang mau dengan kerelaan hati untuk mendonorkan darahnya. Ini terlihat dari stock darah yang ada di PMI, yang mana biasanya menipis bahkan kosong sama sekali saat bulan ramadan.

Dan memang hal seperti bukanlah sesuatu yang mudah. Bagaimana niat setiap orang mau memanfaatkan peluang ini untuk sebuah kebaikan. Dalam prosesnya menjadi siaga pendonor itu, ada beberapa kendala yang bisa jadi penghalang.

Misalnya seperti kesibukan pekerjaan, kondisi kesehatan yang kurang fit, kerana yang membutuhkan jauh, tidak cocok golongan darahnya dan lain sebagainya.

Bahkan setelah siap menjadi pendonor juga, bukanlah leha-leha seolah-olah jadi pahlawan penolong. Tetapi benar-benar mengupayakan kemudahan untuk si pasien itu sendiri. Komunikasi, konfirmasi, janjian di PMI mana. Belum lagi setelah proses itu terlewati, ternyata dokter menyarankan bahwa darah tidak bisa diambil.

Namun semua itu diabaikan sama sekali demi sebuah semangat yang lebih utama, niat memberi manfaat kepada siapa saja selagi kita bisa. Walaupun hanya sekedar melanjutkan postingan atas kebutuhan darah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun