Anah lajnah :
Abah kenapa kalau kita ingin melakukan kebaikan tapi masih galau dan gak mau rugi ?
Abah nata :
He he he, Â Iya anah, perasaan seperti itu wajar untuk menuju pembelajaran.
Anah lajnah :
Pembelajaran bagaimana abah ?
Abah nata :
Latihan kebaikan itu tidak ada bedanya dengan latihan yang lain anah. Harus bertahap dan tidak bisa sekaligus. Yang penting kita tahu kekuatan kita sudah sampai dimana.Â
Kemudian seibarat latihan lari, awalnya hanya kuat 100 mtr, Â kemudian 200 mtr dan seterusnya. Jadi kekuatan lari kita tidak bisa 1000 meter langsung, tetapi ada tahapan yang terus dilatih.
Anah lajnah :
Jadi untuk menghilangkan galau dan takut ruginya bagaimana abah ?
Abah nata :
Kebaikan yang akan kita tempuh harus benar-benar diniatkan bahwa bukan kesenangan yang menjadi tujuan utama  anah. Tetapi manfaat yang menjadi tujuannya. Jika niat ini sudah kuat, maka semakin mudah latihan kebaikan itu dijalankan.
Anah lajnah :
Tapi abah, kan ?, setiap orang itu mencari kesenangan abah ?
Abah nata :
Iya benar anah, sebagian orang ada dalam zona seperti itu. Tetapi Allah Ta'ala sudah memberikan banyak contoh. Bahwa mereka yang ada dalam kesenangan tidak ada yang mereka dapat hanya sebatas kesenangan saja. Tetapi mereka yang mengutamakan manfaat, perjuangan mereka dapat dirasakan oleh manusia yang lainya. Â Itulah kebaikan anah.
Anah lajnah :
Jadi kebaikan itu bukan kesenangan ya abah, tetapi manfaat ?
Abah nata :
Kebaikan itu sebuah keberanian untuk menjalankan perjuangan dan pengorbanan.
Jika kesenangan yg menjadi tujuannya, maka kebaikan akan sulit dijalankan. Tetapi jika perjuangan dan pengorbanan itu sudah menjadi kebiasaan. Orang baik seperti inilah akan memperlihatkan manfaat bahkan teladan contoh hidup untuk kita semua.
(kata abah nata)