Dalam literatur Islam, sehat berarti tercapainya i'tidal  keseimbangan. Sedangkan sakit adalah bentuk penyimpangan dari keseimbangan itu.Seseorang yang terlalu dominan panas mungkin akan sering mengalami peradangan, migrain, atau hipertensi.
Sebaliknya, yang terlalu dingin bisa rentan terhadap flu, pencernaan lambat, atau bahkan depresi. Rasulullah mengajarkan pola hidup sederhana: makan secukupnya, tidur teratur, bergerak, serta menjaga hati tetap lapang. Itu semua sejatinya adalah cara menjaga keseimbangan panas-dingin dalam tubuh.
Dari Klasik ke Medis Modern
Jika kita padukan dengan sains modern, konsep panas-dingin bisa dipahami sebagai homeostasis: kemampuan tubuh menjaga keseimbangan suhu, cairan, hormon, dan metabolisme.
Ketika tubuh kepanasan (overstimulasi), ia mencari cara mendinginkan. Ketika tubuh kedinginan (kurang energi), ia mencari cara menghangatkan.
Contoh modern:
- Stress kronis tubuh mengalami "panas" berlebih: hormon kortisol tinggi, jantung berdebar, emosi mudah terpancing.
- Kurang tidur tubuh menjadi "dingin": sistem imun melemah, metabolisme melambat, mood menurun.
Dengan demikian, herbal, pola makan Nabi, dan pengobatan klasik bisa dipahami sebagai cara tradisional menjaga homeostasis.
Solusi Hidup Seimbang dengan Konsep Panas-Dingin
Lalu, bagaimana kita bisa menerapkan konsep ini hari ini?
- Kenali tubuhmu Apakah kamu cenderung cepat panas (mudah berkeringat, emosional) atau mudah dingin (pucat, lemas)?
- Sesuaikan dengan musim/cuaca Musim hujan dingin, perbanyak minuman hangat. Musim panas terik, konsumsi lebih banyak buah berair.
- Seimbangkan makanan Jangan hanya makan yang satu sifat saja. Kombinasikan panas-dingin agar tubuh terjaga.
- Jangan abaikan medis modern Jika sakit, tetap konsultasi ke tenaga medis. Konsep panas-dingin bisa jadi pelengkap, bukan pengganti
Refleksi Kehidupan: Panas-Dingin sebagai Cermin Jiwa
Panas dan dingin bukan hanya soal tubuh, tapi juga jiwa.
- Saat hati terlalu "panas" oleh amarah, ia butuh dingin berupa sabar dan dzikir.
- Saat jiwa terlalu "dingin" oleh rasa malas dan putus asa, ia butuh panas berupa semangat dan doa.
Sehat sejati bukan sekadar bebas penyakit, melainkan ketika tubuh, jiwa, dan pikiran berada dalam harmoni.
Sobat, mulai hari ini cobalah lebih peka pada tubuhmu.
Amati makanan yang kamu makan, reaksi tubuh setelahnya, serta perasaan batinmu. Apakah ada dominasi panas atau dingin?
Kesehatan bukan hanya urusan dokter atau tabib, tapi juga tanggung jawab kita menjaga amanah tubuh yang Allah titipkan.