Mohon tunggu...
Abu Fadhel Hardy
Abu Fadhel Hardy Mohon Tunggu... Life Coach Energy Healing Practitioner

Coach Transformasi Jiwa yang memadukan kesadaran reflektif, psikologi analisis, dan NLP Quantum–CEV Path untuk membantu profesional menemukan keseimbangan makna dan arah hidup..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahaya Sesat Pikir: Saat Logika Retak, Dialog Pun Tertutup.

22 September 2025   07:35 Diperbarui: 22 September 2025   07:35 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumping to conclusion lebih sering kita temui di era media sosial: dari satu kata langsung loncat pada vonis, tanpa mau memahami konteks.

Dan yang paling sering adalah stereotyping: semua orang yang bicara tentang energi langsung dianggap pengikut kelompok tertentu, padahal niat dan maknanya bisa sangat berbeda.

Kekeliruan berpikir seperti ini bukan hanya melemahkan argumen, tapi juga menutup pintu hikmah. Dialog jadi buntu, dan kebenaran terhalang.

Hikmah Islam tentang Menimbang Makna

Islam sejak awal menekankan pentingnya makna di atas lafazh. Ushul fiqh mengajarkan bahwa akad sah bukan karena kata yang diucapkan, melainkan karena maksud dan kerelaan. Dalam jual beli, cukup dengan saling ridha, meski tanpa kata "aku jual" dan "aku beli."

Ilmu mantiq melanjutkan prinsip itu: vonis baru sah setelah ada pemahaman yang benar. Jika pemahaman salah, maka keputusan pun salah.

Ilmu balaghah menambahkan keindahan: bahasa adalah seni untuk mendekatkan makna. Al-Qur'an penuh dengan perumpamaan, kiasan, dan majaz, agar hati manusia lebih mudah menerima pesan.

Para ulama salaf pun menunjukkan kelapangan dalam bahasa. Mereka tidak kaku pada istilah, selama makna yang dikandung tetap lurus dan tidak menyalahi tauhid. Pelajaran ini penting: Islam menghargai esensi. Bahasa hanyalah wasilah.

Cermin Kehidupan Nyata

Dalam kehidupan nyata, saya sering menyaksikan bagaimana sesat pikir bisa menghalangi manfaat. Saat memfasilitasi program Quantum Wealth Magnetism, beberapa peserta awalnya curiga: "Apakah ini tidak sekadar jargon Barat?" Namun setelah mengikuti sesi, justru mereka semakin memahami makna syukur, prasangka baik kepada Allah, dan ikhtiar yang benar. Bahasa modern menjadi pintu masuk bagi mereka untuk meresapi tauhid yang klasik.

Saya juga pernah mengalami kekecewaan ketika sebuah webinar premium yang saya siapkan batal mendadak. Saat itu hati saya terasa berat, hampir menyerah. Namun saya memilih menarik diri dengan stoikisme dan sedona method, meyakini ada hikmah di balik peristiwa. Dan benar, Allah Ta'ala membukakan jalan: dari situ saya justru mendapat bimbingan menulis dari seorang mentor yang sangat saya hormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun