Mohon tunggu...
fauzi ramadhan
fauzi ramadhan Mohon Tunggu... -

belajar politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Charta Politika Bilang Dahlan Iskan Mengalahkan Popularitas Hatta Rajasa?

29 Februari 2012   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:45 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sah-sah saja sebenarnya bagi seluruh umat di dunia untuk mengutarakan pendapatnya masing-masing dalam segala hal. Semua merupakan bentuk kesimpulan yang tentunya penuh pertimbangan dan penimbangan. Perbedaan pendapat bisa menimbulkan efek yang positif bahwa manusia tidak  terpenjarakan idenya. Perbedaan pendapat juga membuat hidup seperti pelangi, tidak hitam dan putih. Ini merupakan hal yang wajar dan lumrah terjadi.

Namun, perlu diperhatikan juga beberapa hal dalam mengutarakan ide atau pendapat yaitu landasan dan alasan. Untuk kasus-kasus yang sangat sensitif (agama, ilmu pengetahuan, political issues, dan lain sebagainya), dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan.

Terkait soal ini, penulis ingin menanyakan hasil analisis Charta Politika yang mengatakan bahwa Dahlan Iskan itu jauh lebih baik dari Hatta. Charta Politika (CP) baru saja mengadakan acara “grammy award” ala mereka. Banyak sekali nama-nama kandidat peraih penghargaan itu. Nama Dahlan Iskan dan Hatta Rajasa masuk. Namun, Dahlan Iskanlah yang terpilih. Bahkan dikatakan bahwa Hatta Rajasa tak sebaik dengan kinerja yang ditunjukkan oleh Dahlan Iskan.

Pertanyaan terbesar : Apa Indikatornya sehingga Dahlan bisa seperti itu? Padahal, sesungguhnya CP memberikan hasil surveinya bahwa Hatta Rajasa terbanyak di pemberitaan seluruh media sebanyak 687, mengalahkan Dahlan Iskan hanya mencapai separuhnya saja yaitu 360 (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/28/2045077/Dahlan.Iskan.Raih.Charta.Politika.Award). Namun, CP tak konsisten dengan mengatakan bahwa Hatta hanya menang angka saja, sedangkan Dahlan dipilih oleh CP karena pengaruh dan positifnya pemberitaan ia di media. Sekarang, apa ‘dalil’ CP mengatakan demikian? CP beranggapan bahwa prestasi yang di ciptakan Dahlan lebih banyak daripada Hatta Rajasa. Tapi mana angka yang ditunjukkan CP untuk menunjukkan bahwa kinerja Dahlan Iskan lebih baik dari Hatta Rajasa? CP tidak menyebutkan itu. Penulis menduga ini hanya asumsi yang diciptakan CP, atau memang ‘pesanan khusus’ untuk CP? Hanya pihak CP dan Tuhan yang tahu. Yang jelas, penilaian semacam itu (tak berlandas) tidak bisa dijadikan sebagai ‘alat bukti’.

Sekarang, kita bandingkan dengan analisis lain. DCSC (Developing Countries Studies Center) mengatakan sebaliknya. DCSC telah melakukan survei ke seluruh Indonesia dimulaI dari awal Januari 2011 sampai Desember 2011. Maka kesimpulannya adalah :

1.Dalam persaingan menuju bangku Presiden di 2014, nama Hatta Rajasa muncul, disandingkan dengan tokoh-tokoh besar seperti Aburizal Bakrie, Anas Urbaningrum, dan lainnya, bahkan presentasenya lebih besar dari tokoh kawakan di pemilu seperti Megawati dan Prabowo (http://www.tribunnews.com/2012/01/07/dcsc-hatta-rajasa-dominasi-pemberitaan-capres-2014, http://www.tempo.co/read/news/2012/01/07/078375882/Hatta-Terpopuler-di-Media-Kalahkan-Anas-dan-Ical), sedangkan nama Dahlan Iskan tidak muncul. Wajar, karena Hatta Rajasa sudah lama sekali berkecimpung di Kabinet, sedangkan Dahlan baru. Kedudukan Hatta Rajasa juga sudah tentu lebih tinggi, karena Hatta adalah Menteri Koordinator (Menko).

2.Hatta Rajasa merupakan tokoh yang paling ‘bersih’ dari pemberitaan negative di media diantara kandidat yang lain seperti Anas Urbaningrum (kasus korupsi wisma atlet), Suryadarma Ali (jama’ah haji), Muhaimin Iskandar (TKI), dan masih ada lagi (http://www.indopos.co.id/index.php/index-catatan-hatta-rajasa/16089-riset-dcsc-citra-hatta-paling-bersih.html). Adapun, apabila kesalahan yang dilakukan oleh Hatta Rajasa sampai mengakibatkan pemberitaan negatif adalah hal yang wajar, karena Hatta adalah Menko. Semua sentiment kerja akan bermuara padanya. Meski kesalahan dilakukan oleh anak buanya, tetap pemimpin lah yang kena. Ini juga mengindikasikan bahwa Hatta Rajasa bekerja lebih banyak dari Dahlan Iskan dalam menjalankan program-program kerjanya. Bahwa itu kurang sempurna, maklum. Dan Dahlan Iskan memang pantas tak banyak berita negatifnya, karena jadwal kerjanya tentu lebih sedikit daeripada Menko. Jadi masih ‘aman’. Lagipula, pemberitaan negatif soal Hatta tidaklah besar, sebesar Anas Urbaningrum (http://nasional.kompas.com/read/2012/01/07/1630300/DCSC.Citra.Anas.Negatif.di.Media.Massa)

Penulis ingin menantang CP untuk berani mengutarakan data-data tersebut dengan akurasi angka yang jujur dan benar, agar tidak menimbulkan fitnah bahwa CP hanya membual soal keunggulan Dahlan Iskan diatas Hatta Rajasa.  Kode etik dalam menyampaikan sebuah nilai kebenaran adalah dengan mengungkapkan pula sumber kebenaran itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun