"Kerbau punya susu sapi punya nama". Itu peribahasa yang maknanya seseorang yang bekerja keras, tetapi orang  lain yang mendapat pujian atau penghargaan. Kalau yang satu ini soal makanan. Namanya bubur Palopo. Jika mendengar kata bubur Palopo ini bukan berarti asal bubur itu dari kota Palopo.  Kota Palopo dulu merupakan bagian dari kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan. Kini sudah berdiri sebagai Kota tersendiri. Uniknya makanan ini datang dari pulau Sumbawa di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bubur palopo merupakan kuliner khas pulau Sumbawa. Dalam bahasa Sumbawa bubur palopo artinya bubur kerbau. Memang bahan dasar utama bubur ini susu kerbau segar yang baru diperah. Lalu ditambahkan gula merah dan air perasan terong kuning yang sudah direbus. Terong kuning ini membantu terjadinya proses fermentasi pada susu kerbau.
Bagi masyarakat Sumbawa Barat, bubur palopo dipercaya bisa memulihkan stamina setelah seharian berpuasa, sekaligus meningkatkan vitalitas. Tidak heran  karena kandungan zat gizi karena bahan makanan yang digunakan sangat padat energi, vitamin dan mineral.
Dalam susu kerbau terdapat vitamin B12. Vitamin ini bermanfaat untuk membentuk sel darah merah, mengoptimalkan fungsi darah, menghasilkan energi serta menjaga kesehatan kulit dan rambut. Selain itu kaya dengan magnesium, kalium dan fosfor serta zat besi. Gula merah sendiri merupakan sumber karbohidrat yang memasok energi. Olahan makanan berbahan dasar susu kerbau ini ada juga dari Sumatera Utara. Namanya Dali ni horbo atau Bagot ni horbo.
Kerbau yang banyak ditemukan sekarang merupakan penjinakan dari kerbau-kerbau liar yang masih ditemukan di wilayah-wilayah Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Vietnam, Philippine, Taiwan, Thailand. Di Indonesian masih ada.
Kerbau yang dikenal dengan nama Bubbles Bubalis ada tiga jenis. Pertama kerbau liar, ini leluhurnya  kerbau liar. Ada kerbau sungai yang berasal dari Asia Selatan dan kerbau rawa dari Asia Tenggara.
Meski kandungan nilai gizi kerbau tidak jauh berbeda dengan susu sapi, soal penggunaannya di kalangan masyarakat lebih terkenal susu sapi. Produk-produk olahan susu lebih banyak menggunakan susu sapi. Susu formula untuk bayi pun menggunakan susu sapi.
Untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi lebih dianjurkan memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI sampai umur 6 bulan. Susu formula sebaiknya diberikan jika Ibu mengalami gang guan dalam memproduksi ASI. Namun dengan pola hidup dan gaya hidup moderen pemberian ASI eksklusif nampaknya menurun.
