Mohon tunggu...
AGUS BINTORO
AGUS BINTORO Mohon Tunggu... -

PNS pada unit pemda,hobby baca termasuk yang ada di kompasiana. Banyak yang menarik di internet termasuk di kompasiana. Ternyata saya harus banyak belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apapun Nyanyiannya, Hargai Telinga Seperti Nabi Sulaiman

28 Mei 2011   05:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Amerika dijuluki polisi dunia. Suara Amerika menentukan kejadian di Mesir dan sekarang ini Negara Libya dapat gempuran dari Amerika serta nagara yang tergabung dalam Nato. Dan isu Negara kita ambil Timor Timur karena desakan Amerika walau secara legal telah memakai proses rapat wakil rakyat (yang tentu tanpa mencantumkan desakan Amerika).

Suasana dunia yang terjadi perang saudara nrgaranya dan Amerika terlibat serta negara sekutu dapat diperhitungkan bahwa negara itu menjadi sumber kekuatan Amerika dan negara-negara Nato. Karena keterlibatan Amerika dan negara sekutunya tersebut tidak gratis.

Bagaimana agar kita bisa dihormati oleh negara Nato dan negara diluar Nato ? Salah satu cara yaitu agar kita menjaga Bhineka Tunggal Ika. Dan itu tidak mudah tetapi harus diperjuangkan dari generasi ke generasi. Kita harus mendukung perbedaan yang mengarah dan membuat NKRI menjadi kuat dan punya peran menciptakan perikemanusiaan dan peradaban di dunia internasional. Tetapi kita juga mencegah dan memerangi usaha usaha menimbulkan perbedaan yang melemahkan dan meruntuhkan NKRI karena tanpa NKRI tak bisa atas nama Indonesia kita turut membangun perikemanusiaan dan peradaban di dunia Internasional. Tak mungkin membangun perikemanusiaan dan peradaban jika bangsa kita terjadi perang saudara.

Nyanyian diluar pengadilan yang ada di negara ini dari pejabat yang menjabat maupun yang tak menjabat lagi yang mengarah pada kerugian negara maupun pembunuhan karakter menjadi santapan publik di negeri ini.Jelas nyanyian itu tergolong fitnah sebelum melewati meja sang Hakim. Negara ini jelas menjadi rugi. Laporan duta besar mana yang mau menceritakan bahwa nyanyian diluar pengadilan itu menunjukan bahwa negara Indonesia dalam kondisi bagus. Apakah salah jika rakyat kemudian memberikan nilai kepercayaan yang menurun kepada Pemerintah kita pada saat ini?

Jika rakyat sebagian besar belum peduli terhadap Nyanyian diluar pengadilan. Yang peduli terhadap itu kecil. Perbedaan itu pertama karena tergantung standar nilai yang dimiliki warga Indonesia sedangkan kedua peran warga negara yang memiliki akses akibat positif atau negatif terhadap nyanyian itu.

Kita telah mengetahui bahwa presiden kita turun karena faktor ekonomi. Pada saat itu nyanyian diluar pengadilan tidak ada apalagi ngetop. Di masa akhir presiden Sukarno keadaan keuangan negara kita termasuk sulit untuk kemerdekaan NKRI secara utuh untuk kembalinya Irian Jaya (sekarang Papua) dan ganyang Malaysia (dalam menjaga kehormatan negara Indonesia akibat bendera kita diinjak).Pada masa itu rakyat mendukung dana. Namun nyanyian yang muncul adalah nyanyian di kamar kecil. PKI punya usulan sangat tidak efisien seperti rakyat minta disenjatai yang ditentang jenderal Ahmad Yani, di Kediri PKI mengusulkan penanaman jarak di jalan tetapi ditolak untuk jalan tapi diberi hutan gundul tidak mau. Dan muncul tindakan pembuangan bahan makanan ke laut yang kemudian meningkat pembunuhan kyai sampai puncak timbul korban pembunuhan pembesar tentara Indonesia dari AD. Sedangkan masa presiden Suharto ekonomi di bangun dari sebagian hutang selain dari dalam negeri.(Dimasa presiden Sukarno juga ada hutang untuk dukung kembalinya Irian Jaya). Hutang yang diambil dimasa presiden Suharto ternyata ada unsur didikte dengan kelayakan bangun ini itu sehingga negara kita tak menjadi tangguh dalam menghadapi krisis moneter.(belum kebocoran oleh bangsa sendiri). Dan pada waktu itu soros warga Amerika dan punya suara dalam memberi nasehat telah melakukan permainan dagang uang dibursa dalam jumlah besar. Dijaman presiden Suharto yang muncul nyanyian dengan judul yang kaya bertambah kaya sedang yang miskin bertambah miskin.

Saya berharap tak ada lagi presiden yang turun ditengah jalan atau dipaksakan untuk di Indonesia. Bukan karena saya sayang dengan SBY alasan utama saya sayang dengan uang negara. Karena untuk proses pergantian presiden punya kemungkinan lebih biaya hidup keluarga saya setahun. Coba bayangkan hitung biaya cetak photo presiden .... kan kita ingin punya presiden yang dikenal rakyatnya.

Keadaan keuangan negara bukan hanya indikator kekuatan negara. Bukan hanya berpengaruh pada presiden, pejabat tapi juga bisa rakyat jika terjadi perang saudara. Dan semoga ekonomi kita tidak menyebabkan rakyat kesulitan. Jika rakyat sudah sulit secara ekonomi maka suara iblis bisa jadikan rakyat penjarah hak orang lain apalagi nyanyian diluar pengadilan akan dikunyah untuk menambah ukuran kebencian dan rasa tidak percaya kepada pemerintah.

Indikator ekonomi yang sulit yang dijalani hidup manusia bisa sebabkan tak berperikemanusian dan tak beradab.Indikator tersebut apabila menimpa sebagian besar warga dari sebuah negara maka tinggal tunggu kehancurannya.

Semoga dalam keadaan apapun kita bisa menghargai telinga kita sendiri sebagaimana Nabi Sulaiman diwaktu mendengar suara ratu semut dalam usaha menyelamatkan bangsa semut , dengan doa minta diberi ilham untuk tetap bersyukur kepada Tuhan. Subhanalloh...maha suci tuhan yang telah memberikan ratu beneran yaitu ratu balqis.Ratu yang mencintai rakyat dan negaranya. Ratu yang punya perikemanusian tinggi dan tidak otoriter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun