Mohon tunggu...
Abinzilous
Abinzilous Mohon Tunggu... Penulis - Masih mencari jejak-jejak ilmu

Penulis biasa yang masih serbasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melati

20 Februari 2020   21:59 Diperbarui: 20 Februari 2020   21:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini adalah malam terakhir aku menginap di rumah nenek ku, tepatnya pada malam jumat kliwon, februari 2020. Aku tak ingat betul tanggal berapa kejadian "melati" Itu terjadi. Tapi yang pasti, ini dimulai usai magrib. 

Sepulangnya aku dari surau yang tak terlalu jauh dari rumah nenek, aku tidak langsung pulang ke rumah begitu saja, ada beberapa pekerjaan yang belum aku selesai kan hari itu dan harus sekali di selesaikan pada hari itu juga. 

Kurang lebih setengah jam aku menyelesaikan pekerjaan aku. Aku lega sekali, karena saat aku kembali ke kota nanti sudah tidak ada lagi sesuatu yang harus aku urus. 

Aku pun berjalan pulang sembari hanya ditemani oleh sinar purnama. Malam itu entah kenapa begitu sunyi, saat itu sih, aku belum memikirkan hal-hal mistis. Yang kupikirkan hanyalah perutku yang sudah keroncongan. 

Tak lama kemudian, aku berjalan melewati area rumah kosong yang sudah di makan habis oleh tanaman liar.

Konon, kata Orang-orang kampung, rumah tersebut adalah pintu gerbang menuju alam jin.  Siapa saja yang mendapat godaan untuk masuk ke dalamnya, maka berpaling lah, itu adalah godaan para jin yang minta ditemani, hingga akhir hayat orang yang memasuki rumah tersebut. 

Aku bahkan merinding, bukan karena takut, melainkan karena kedinginan. Suhu di kampung aku kalau sudah malam memang jadi sangat dingin. 

Aku berjalan dengan sedikit berlari, berlari berharap agar cepat tiba di rumah nenek. 

Apapun yang dibicarakan orang-orang, tidak aku rasakan selama melewati rumah tua tersebut. Aku hanya sempat mencium aroma melati yang menyengat itu pun hanya sebentar. 

Tibalah diriku dirumah, tapi nenek sedang tidak ada. Doa menulis pesan di atas meja kalau dirinya sedang memeriksa kebun jagung miliknya. Nenek ku memang suka pergi ke kebun hampir setiap malam. Aku tak ambil pusing, aku segera pergi menuju ruang tamu lalu menghidupkan TV. Aku sedikit terkejut ketika TV yang kunyalakan berada pada saluran yang sedang membicarakan tentang tanda-tanda keberadaan hantu. 

Aku memperhatikan acara tersebut sembari sibuk juga memainkan handphone ku. Kemudian, kejadian inti yang ingin aku ceritakan terjadi beberapa menit setelahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun