Mohon tunggu...
Abidzar AlGhiffary
Abidzar AlGhiffary Mohon Tunggu... Penulis - .

.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Epistimologi Keyakinan Tauhid Nabi Ibrahim As

1 November 2020   08:52 Diperbarui: 1 November 2020   08:56 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nabi Ibrahim as. dilahirkan di Babilonia pada masa kekuasaan Namrudz bin Kan'an bin Kutsi, yakni salah satu dari empat raja di dunia yang kafir selain Bukhtansar, serta Sulaiman bin Daud dan Dzukarnain yang keduanya mukmin (Katsier, 2002). Ziaul Haque (2000), pakar sejarah ekonomi Islam awal, menjelaskan bahwa peradaban-peradaban besar berkembang dan runtuh di dataran dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Negeri Kaldera, adalah tanah tempat Nabi Ibrahim as.  dilahirkan, membentang dari Teluk hingga ke perbatasan Gurun Arab.

Kekerasan di negeri Kaldera menjadi hukum (Haque, 2000). Orang-orang yang lemah dan miskin diperlakukan sebagai budak dan pekerja-pekerja kasar. Kehidupan masyarakat pada masa Namrudz juga diwarnai oleh tradisi mempercayai ramalan bintang sebagai dasar keputusan bertindak. Ramalan bintang memiliki derajat keterpercayaan dan keabsahan yang lebih tinggi disbanding ilmu dan pengetahuan (Sya'ban, 1991). 

Kebanyakan ahli sejarah menghubungkan kelahiran Nabi Ibrahim as. dengan suatu riwayat tentang ramalan yang disampaikan para ahli nujum kepada Namrudz. Muhammad bin Ishak (Ath Thabary, 1990) meriwayatkan bahwa ketika kelahiran Nabi Ibrahim as. para ahli nujum mendatangi Namrudz dan memberitahukan tentang akan lahirnya seorang anak laki-laki, yang bernama Nabi Ibrahim as., yang akan merusak agama Namrudz dan menghancurkan patung-patung berhala pada suatu waktu.

\Ketika tiba waktu sebagaimana diramalkan, Namrudz segera mengirim pengawas kepada setiap wanita dari rakyatnya yang hamil pada saat itu, kecuali istri Azar yang memang tidak diketahui tanda-tanda kehamilannya yang masih berusia muda. 

Namrudz kemudian memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir saat itu. Istri Azar mengetahui kesempatan menyelamatkan diri dari ancaman seperti itu dan pergi ke sebuah gua dekat rumah tempat tinggalnya dimalam hari.

Menurut Muhammad Ishak (Ath Thabary, 1990), ketika Nabi Ibrahim as. disembunyikan ibunya selama lima belas bulan di dalam gua, perkembangan fisik Nabi Ibrahim as. sangat cepat. Nabi Ibrahim as. pada suatu ketika meminta kepada ibunya ingin keluar dari gua untuk melihat-lihat lingkungan disekitar gua. 

Nabi Ibrahim as. memandang dan berpikir tentang penciptaan langit dan bumi. Nabi Ibrahim as. bertanya-tanya tentang siapa yang menciptakannya, memberikanya rezeki berupa makanan dan minuman, pasti dialah Tuhannya; dan hanyalah Dia Tuhan satu-satunya. 

Selanjutnya ia mengamati benda-benda langit (seperti bintang, bulanm dan matahari) menduga-duga mereka sebagai Tuhan. Azar kemudian membuka rahasia tentang anaknya teman-temannya dan menghadirkan Nabi Ibrahim as. ke hadapan mereka. Nabi Ibrahim as. pada kesempatan itu mulai menanyakan Rabb atau Tuhan sebenarnya yang harus memelihara makhluk-makhluk hidup yang ada (Ath Thabary, 1990).

Selanjutnya Nabi Ibrahim as. dapat menemukan hukum-hukum dan dalil-dalil yang mengatur alam raya, dan menemukan sebab-sebab penyimpangan sosial dan keruntuhan moral umatnya (Haque, 2000). Riwayat ataupun keterangan-keterangan sejarah tersebut menunjukkan secara jelas bahwa Nabi Ibrahim as. hadir dan berada ditengah kehidupan masyarakat yang jauh dari tata nilai kehidupan yang baik dan benar.

Proses pencapaian keyakinan tauhid Nabi Ibrahim as. bisa diketahui dari ayat-ayat Al-Qur'an yang terdapat dalam surah al-an'am ayat 74-79 yang berhubungan dengan surah al-baqarah ayat 131. Terjemahan dari ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut (Departemen Agama R.I., 2002):
Surah al-an'am ayat 74-79

"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Azar:"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (74) Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. (75) Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku!" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam" (76) Kemudian tatkala ia melihat bulan terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku!" Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." (77) Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesunguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (78) Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan." (79).
Surah al-baqarah ayat 131

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun