Mohon tunggu...
Abidin Ghozali
Abidin Ghozali Mohon Tunggu... Administrasi - Direktur Ilmu Filsafat Islam Jamblang

Pembelajar Seumur Hidup Merindukan Indramayu Maju, Mulia dan Beradab.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aristotelianisme

14 Februari 2018   23:48 Diperbarui: 15 Februari 2018   00:08 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tradisi pemikiran bisa menjadi monumen intelektual, semacam "bangunan" peringatan bersejarah.

Tradisi filsafat dari periode Socrates (atau Klasik) Yunani kuno, yang mengambil inspirasi yang menentukan dari karya monumental abad ke-4 SM. filsuf Aristoteles.  

Aristoteliianisme memiliki para pengikiu, pengikutnya dikenal sebagai Sekolah Peripatetik. sebuah model pembelajaran dengan berkeliling atau jalan-jalan, setelah semua murid tercover  di Lyceum di Athena dimana mereka sering bertemu).

di antara anggota yang lebih menonjol (selain Aristoteles sendiri) adalah Theophrastus (322 - 288), 

Eudemus of Rhodes (c. 370 - 300 B.C.), Dicaearchus (c. 350 - 285 B.C.), Strato of Lampsacus (288 - 269 B.C.), Lyco of Troas (c. 269 - 225 B.C.), Aristo of Ceos (c. 225 - 190 B.C.), Critolaus (c. 190 - 155 B.C.), Diodorus of Tyre (c. 140 B.C.), Erymneus (c. 110 B.C.) and Alexander of Aphrodisias (c. 200 A.D.).

Aristoteles mampu menggabungkan karya filosofis awal Socrates dan Plato dengan cara yang lebih sederhana, 

dan merupakan yang pertama menciptakan sistem filsafat yang komprehensif,

meliputi Etika, Metafisika, Estetika, Logika, Epistemologi, Ilmu Politik dan Ilmu Pengetahuan.

Dia menolak Rasionalisme dan Idealisme yang didukung oleh Platonisme, dan menonjolkan sifat khas Aristoteles dari 

"phronesis" (kebijaksanaan praktis atau kehati-hatian). 

Landasan lain Aristotelianime adalah gagasan tentang teleologi (gagasan bahwa segala sesuatu dirancang untuk atau diarahkan hasil akhir atau tujuan pencapaian).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun