Mohon tunggu...
Abidin Ghozali
Abidin Ghozali Mohon Tunggu... Administrasi - Direktur Ilmu Filsafat Islam Jamblang

Pembelajar Seumur Hidup Merindukan Indramayu Maju, Mulia dan Beradab.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Utilitarianisme," Kebaikan Terbesar untuk Jumlah Terbesar

14 Februari 2018   14:22 Diperbarui: 14 Februari 2018   14:29 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahagia itu karena tidak ada sengsara, atau karena ada kesengsaraan kemudia hadir kebahagian. 

berjilid-jilid pakar agama dan filosof menjelaskan apa itu bahagi ?

Disini penulis hendak mengetengahkan, kebahagian utilitarianisme.

Qoutes -John Stuar Mill, tentang Utilitariansm menjadi percobaan untuk segera memahami di paragrap awal.

"the creed which accepts as the foundation of morals, Utility, or the Greatest-Happiness Principle,

holds that actions are right in proportion as they tend to promote happiness, wrong as they tend to produce 

the reverse of happiness. By happiness. is intended pleasure, and the absence of pain;

by unhappiness, pain, and the privation of pleasure.' 

Utilitarianisme dianggap sebagai gerakan dalam etika dan filosofi politik di Inggris Abad 19, yang mengusulkan "kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar" sebagai aturan utama dalam semua keputusan moral. 

Utilitarianisme adalah gagasan bahwa nilai moral suatu tindakan semata-mata ditentukan oleh kontribusinya terhadap terhadap keseluruhan utilitas dalam memaksimalkan kebahagiaan dan kesenangan sebagaimana disimpulkan di antara semua orang, yaitu kebahagian terbesar bagi jumlah orang terbesar.

Dimulai dari dasar bahwa kesenangan dan kebahagiaan secara intrinsik berharga, bahwa rasa sakit dan penderitaan secara intrinsik tidak berharga, dan hal lain hanya bernilai dalam menyebabkan kebahagiaan atau mencegah penderitaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun