Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Pemimpin India Memukul Tuhannya Sendiri di Indonesia?

29 Juli 2020   03:43 Diperbarui: 29 Juli 2020   03:50 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Narendra Modi dan Joko Widodo di Masjid Istiqlal Jakarta seperti Taj Mahal| Dokumen Antara 2018

Sapi merupakan hewan suci karena reinkarnasi Dewa Krisna sehingga penghormatan pada sapi adalah bentuk penghormatan pada Tuhan di India

Di Indonesia sapi adalah komoditas diperjualbelikan untuk dimakan sedangkan di India sapi adalah hewan suci. Tak tega untuk memakan apalagi memukul sapi baik hidup ataupun sudah mati. Namun Pemimpin India, modi memukul bedug dari kulit hewan suci tersebut pada 30 Mei 2018 di masjid istiqlal jakarta.

Foto : Pemimpin India memukul kulit sapi dianggap reinkarnasi Dewa Krisna dokumen antara 2018
Foto : Pemimpin India memukul kulit sapi dianggap reinkarnasi Dewa Krisna dokumen antara 2018
Bedug Masjid Istiqlal Jakarta terbuat dari dari kayu meranti merah (shorea wood) asal Kalimantan Timur berumur 300 tahun, kulit bedug depan dari sapi jantan (bullskin).

Pemimpin India memukul Tuhanya sendiri di Indonesia hampir diluar nalar karena modi tidak mengetahui bahan baku bedug. Pasalnya, di India penyelembihan sapi dan membuat bedug dari kulit sapi lebih buruk daripada terorisme. Tak jarang, Seruan dari mayoritas hindu di India untuk melindungi sapi dari minoritas umat islam yang kesukaannya menyembelih sapi saat idul adha di India.

Foto : Pemimpin India memukul KENTONGAN dianggap BUKAN reinkarnasi Dewa Krisna dokumen antara 2018
Foto : Pemimpin India memukul KENTONGAN dianggap BUKAN reinkarnasi Dewa Krisna dokumen antara 2018

Pemimpin India bingung mengenai kekerasan sering terjadi di India atas dasar agama karena mereka memahami agama. Perlindungan atas sapi meningkatkan sedangkan perlindungan hak asasi minoritas menurun. Bahkan masyarakat India tidak bisa membedakan acara yang ritual umat islam dan penyiksaan hewan suci. Tentu ini dua hal berbeda.

Mayoritas Indonesia berbeda dengan India meskipun egoisme beragama lebih sering terjadi di India. Pemahaman masyarakat India yang timpang terhadap ajaran agama lebih parah dibandingkan Indonesia, terutama agama yang berbeda dari yang dianut agamawan. Pemahaman yang timpang itulah menjadikan kasus-kasus kekerasan acara keagamaan terjadi di India.

India juga merupakan negara gagal menjaga persatuan karena faktor penyebab konflik negara tersebut ditandai dengan kelaparan, bencana alam, kemiskinan, huru-hara politik, korupsi, dan puncaknya pemerintah pusat tidak serius menangani masalah terlebih mereka yang berbeda (minoritas) sehingga persatuan lebih sulit dipertahankan oleh India.

Banyaknya kasus kekerasan dan intoleransi atas nama agama di India seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Benih disintegrasi adalah alarm yang harus ditanggapi secepatnya agar Indonesia tidak terbagi dua menjadi negara Islam dan Pancasila seperti konflik India sehingga membentuk negara pakistan dan Bangladesh.

 So, jangan kita membangun perbedaan diatas kesamaan begitu melimpah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun