Basuki Tjahaja Purnama yang disapa Ahok sebagai Politisi PDIP mirip Soekarno. Edo Tensei Soekarno karena sebuah jurus terlarang “kinjutsu” yang dibuat Tuan Gerindra yaitu Prabowo dan Jokowi oleh Nyonya PDI-Perjuangan yaitu Megawati. Tiga kata menggambarkan Edo Tensei Soekarno pada diri Ahok yaitu Berani, Tajam & Pintar atau disingkat “BTP” sebagai berikut:
1. Berani
Ahok berani blak-blakan bongkar aib masa lalu veronica tan ke publik. Ahok hanya ingin hubungan Veronica Tan dan selingkuhannya bisa selesai. Ketika Ahok memohon pada 'teman dekat' Veronica, dia berujar bahwa sosok laki-laki tersebut justru tak mau kalah dan seakan menantang Ahok.[1] Lebih dari segalanya, Bung Karno bukanlah seorang yang hanya berkata-kata. Dia berkata-kata sekaligus mencontohkan bagaimana melaksanakan poligami meskipun ditentang istrinya. Sesudah bercerai dengan Inggit, pada tahun 1943, Sukarno menikahi Fatmawati.[2] Selanjutnya, Ir. soekarno melakukan poligami dengan Hartini, wanita cantik sekali.
Ahok berani mengeliminasi istri karena selingkuh sedangkan Soekarno berani melaksanakan poligami dan menerima ancaman cerai oleh istrinya. Pada tahun 2019 Ahok mendapatkan Puput Nastiti Devi sedangkan pada tahun 1943 Sukarno menikahi Fatmawati. Lalu Pada 1953 menikahi lagi (poligami) dengan Hartini. Soekarno pernah mempersunting sembilan wanita untuk dijadikan istrinya walaupun ada yang diceraikannya karena permintaan istrinya seperti Inggit yang egois.
Berdasarkan Penelitian Departemen Arkeologi dan Antropolgy, University of Bristol, Inggris menyebutkan bahwa sejalan dengan prediksi dari teori evoulsi, poligami bermanfaat bagi keberhasilan reproduksi pria, yaitu menghasilkan jumlah yang lebih besar dari keturunan yang masih hidup.[3]
2. Tajam
Ucapan Ahok Tajam, bukan hanya sekali Ahok menyakiti perasaan umat Islam, namun hal tersebut dilakukan Ahok secara berulang-ulang. dalam kasus dugaan penistaan agama saat Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.[4]Bung Karno Berteriak dengan tajam: Persetan Dengan PBB!! Inggris Kita Linggis!! Amerika Kita Setrika!! Suatu hal yang lumrah apabila kita melihat seseorang berkorban demi apa yang dicintainya, demikian juga Bung Karno. Demi Indonesia Bung Karno sakit menggerogoti dirinya karena penjajahan barat.[5]
Ucapan Ahok membangun tendensi dengan umat islam, Ahok juga tidak bisa mengesampingkan ego besar dalam keberagaman sedangkan Soekarno menjaga persatuan dan tidak mengakomodasi kepentingan Barat berat dengan menolak penjajahan menggunakan sistem Barat.
Ahok pernah dimusuhi 80 persen penduduk Indonesia yang beragam Islam. Beginilah yang pernah dikatakan Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri,”.
3. Pintar
Ahok pintar selain menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga merangkap sebagai Komisaris Independen. Hal itu diputuskan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.[6] Sedangangkan, Soekarno selain rangkap jabatan presiden, dia juga adalah sebagai Ketua Umum partai politik dalam sistem Presidensial, maka pertanggungjawaban presiden yang langsung pada rakyat berkonsekuensi pada kedudukan dan bobot presiden lebih besar ketimbangan jabatan anggota legislatif. Banyak Negara penganut sistem presidensil kurang berhasil melaksanakan sistem karena terjebak pada pola kediktatoran.[7]
Rangkap jabatan menurut menurut Mr. May Lim Charity, S.H., M.H. dilihat perspektif baik moral, etika, maupun asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik rangkap jabatan pada dasarya dilarang. Kendati belum banyak peraturan perundang-undangan mengatur perihal rangkap jabatan, sudah seyogyanya prinsip etika pemerintahan budaya malu di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan harus dikedepankan.[8]
Begitulah Basuki Tjahaja Purnama (BTP) yang disapa Ahok kini bekerja sebagai Politisi PDIP mirip Soekarno dari PNI. Edo Tensei Soekarno karena sebuah jurus terlarang “kinjutsu” yang dibuat Tuan Gerindra yaitu Prabowo ditransfer pemain pada Nyonya PDI-Perjuangan yaitu Megawati.
Soekarno Edo Tensei menggambarkan sosok Ahok yaitu Berani, Tajam & Pintar atau disingkat “BTP”. Semoga bermanfaat dengan ambil yang baik dan pengalaman buruk orang sebagai pelajaran hidup kita. Benci sikapnya, bukan orangya... he.. he.. salam Excellent!
Keterangan:
Teknik Kinjutsu (禁術; Secara harfiah berarti "Teknik Terlarang") adalah teknik yang telah dilarang penggunaannya bagi siapa saja dalam dinamika perubahannya mengakibatkan kerusakan besar bagi penggunanya. Sang master taijutsu, Guy, merupakan pengguna jutsu terlarang sehingga kehilangan kesempatan memiliki kaki lagi di dunia pertarungan shinobi ke 4.
Dalam dunia pertarungan politik, teknik Kinjutsu terdapat pada Al-Maidah ayat 51 yang berarti teknik terlarang ambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin namun prabowo mencalonkan Ahok adalah kader Gerindra dari Tionghoa China yang beragama Nasrani. Pengguna jutsu terlarang sehingga kehilangan kesempatan prabowo jadi presiden pada Pilpres 2019.
Referensi
[1] Asri Sulistyowati. 2020.“Ahok Berani Blak-blakan Bongkar Aib Masa Lalu Veronica Tan ke Publik”. Diakses pada 7 Juli 2020 dari Grid.id
[2] Muhammad Subarkah. 2018. “Sukarno, Tokoh Islam, Aidit: Kisah Geger Poligami”. Diakses pada 7 Juli 2020 dari Republika
[3] Aditya Eka Prawira. 2014. “Lima Alasan Pria Berpoligami”. Diakses pada 7 Juli 2020 dari Liputan 6
[4] Singgih Wiryono. 2017. "Nasional : Ahok Dinilai Konsisten Hina Umat Islam". Diakses pada 7 Juli 2020 dari Republika
[5] Starsia Corp. 2016. “Soekarno : Amerika Kita Setrika....!!!! Inggris Kita Linggis...!!!!” . Diakses pada 7 Juli 2020 dari Youtube
[6] Maylisda Frisca Elenor Solagracia. 2019. "Fakta Ahok Rangkap Jabatan di Pertamina, Nomor 3 Patut Dicatat". Diakses pada 7 Juli 2020 dari okezone
[7] Moza Dela Fudika. 2016. “Rangkap Jabatan Presiden Sebagai Ketua Partai Politik Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”. Diakses pada 7 Juli 2020 dari media peneliti
[8] May Lim Charity. 2016. “Ironi Praktik Rangkap Jabatan Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”. Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 13 No. 01. hlm 8. Diakses pada 7 Juli 2020 dari Garuda