Orde “Corona Aksi” dalam negara Demokrasi, Istilah tersebut terdapat pada artikel “Ketidakaturan Masa Pandemi, Relevansi dengan Hukum Alam”[1] .
Menurut Abdurrofi, Orde Corona aksi adalah Periode bagi perlawanan dan penyerangan virus corona sebagaai senjata pemusnah ekonomi dan manusia masal dari wuhan, China. Bagi setiap negara memiliki argumen menggunakan "independensi" untuk beradaptasi di tengah pandemi dan menolak interaksi dengan china.
Dalam Orde "Corona Aksi", Luhut Binsar Panjaitan (LBP) Harus Direshuffle Karena kinerja buruk dan proxy dari Presiden Xie Jinping. Orde “Corona Aksi” dalam negara Demokrasi Amerika seperti Indonesia pun terkena dampak pertumbuhan ekonomi.
“Kita lihat pertumbuhan Amerika buruk berdasarkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat sebagai negara demokrasi turun tajam pada kuartal pertama tahun ini akibat pandemi virus corona Amerika Serikat baru saja merilis data pertumbuhan domestik bruto pada kuartal I 2020 minus 4,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Menariknya, Orde Corona Aksi disebut telah membawa ekonomi AS ke dalam keadaan yang hampir mirip dengan saat Depresi Hebat atau disebut Great Depression melanda atau lebih parah daripada resesi.”- Ucap Abdurrofi Abdullah Azzam didalam diskusi Orde "Corona Aksi", Luhut Binsar Panjaitan Harus Diganti pada (06/07/2020) Pukul 09:00 WIB.
Orde "corona aksi" menurut Abdurrofi, merusak perekonomian dan sekuritas kesehatan nasiona negara-negara dengan sistem demokrasi melalui penyebaran virus dari china terutama setelah perang dagang AS dan China. Konferensi TNI Indonesia antara lain membahas tentang senjata pemusnah massal dalam Nuklir, Biologi, dan Kimia (NUBIKA).
Namun Abdurrofi melihat seorang pejabat Indonesia berpihak pada china, mungkin karena tidak paham kepentingan nasional china sehingga Indonesia cenderung china sentris dengan mendatangkan tenaga kerja china selama pandemi dan pembelaan terhadap isu negatif china di Indonesia. TNI tidak mampu menghadapi dinamika lingkungan strategi global dari China karena pejabat cenderung china sentris dalam politik luar negeri.
a. Virus Corona adalah Senjata Biologi
Virus corona menurut Mr. Axel adalah salah satu senjata biologi memiliki dampak efektif dan efisien sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh, Pembuatan dan penyimpanan senjata biologi telah dilarang oleh Konvensi Senjata Biologi 1972 yang ditandatangani oleh lebih dari 100 negara.
Dampak senjata Biologi menurut (Armawi & Suhendar, 2010) dalam Jurnal Ketahanan Nasional Universitas Gajah Mada menjelaskan bahwa senjata Biologi sebagai senjata umum yang muncul dalam bentuk penyakit yang mewabah secara luas dan serentak dalam waktu relatif singkat. Penggolongan senjata berdasarkan kepentingan militier adalah bakteri virus, fungi dan protozoa. Sejak perang dunia 1 dan kedua senjata digunakan. Dalam kondisi damai senjata Nubika digunakan terperinci dan terukur. [2]
"Kita semua sudah mengetahui bahwa COVID-19 merupakan senjata Biologi dalam bentuk penyakit infeksi paru-paru dengan gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala yang mewabah secara luas dan serentak dalam waktu relatif singkat pada akhir 2019 dari Wuhan, China. Fenomena senjata NUBIKA dari virus corona adalah cara perang dunia 3 oleh China sebagai negara komunis dengan satu partai kepada negara-negara demokrasi dengan lebih dari satu partai." Ucap Abdurrofi's Excellent atau disapa Mr. Axel
Lantaran virus berbahaya di pemerintahan Xie Jinping sudah melampaui batas normal. Xie Jinping sudah melanggar konvensi Den Haag IV yang mengatur hukum dan kebiasaan perang di darat. Pasal 22 Konsensus itu oleh Majelis Umum PBB telah dijadikan suatu landasan program Nubika terhadap Hukum Internasional Humaniter dilaranggar oleh china. Status Darurat Militer bisa dideklarasikan Indonesia sehingga Indonesia menggunakan Kompi Zeni Nuklir, Biologi dan Kimia disingkat Kompi Zeni Nubika Ditzi TNI-AD. Kompi ini merupakan satu-satunya satuan yang dimiliki Indonesia untuk mengantisipasi ancaman bahaya nuklir, biologi dan kimia termasuk virus corona aksi dalam perang dunia 3.