Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Miskin Dilarang Reproduksi Bayi Berlebihan Karena Sulit Beli Susu

13 Januari 2021   18:35 Diperbarui: 14 Januari 2021   00:41 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan orang kaya dan orang miskin memenuhi kebutuhan keturunan mereka. (Sumber foto : id.theasianparent.com/istimewa)

Indonesia prihatin mengenai kemiskinan karena orang-orang miskin memiliki kemampuan reproduksi tapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan susu  untuk keturunannya dalam tumbuh dan berkembang. Sulit membeli susu menjadi alasan orang miskin sehingga kopi sebagai pengganti menjadi hal wajar.

Indonesia membuat berbagai perubahan positif. Lebih jauh, individu dalam tahapan ini telah belajar betapa berbagai "perilaku baru" dapat dilakukan untuk mengelola dan melampaui kemajuan yang telah tercapai yang dilakukan orang tua mereka. 

Pernikahan Usia Muda dan Miskin Tak Lazim di Indonesia

Ilustrasi pernikahan dini. Foto: Muhammad Faisal N/kumparan 
Ilustrasi pernikahan dini. Foto: Muhammad Faisal N/kumparan 

Indonesia menolak perkawinan anak usia muda dan miskin di Indonesia sebab, jauh sebelum gerakan ini muncul sebagai tradisi ultra konservatif sehingga , pernikahan pada usia muda yang sangat miskin sudah sangat tak lazim di Indonesia. Pernikahan pada usia muda ini berbeda dengan pernikahan anak. 

Dikutip dari UNICEF. ORG, Tradisi perkawinan anak di Indonesia sudah mengakar dan menyebabkan angka perkawinan anak di Indonesia tinggi terutama provinsi Sulawesi. Keadaan ini pula yang menggerakkan seorang remaja 16 tahun untuk bersuara dan melindungi masa depannya.

Indonesia adalah negara dengan angka perkawinan anak tertinggi kedelapan di dunia. Satu dari sembilan perempuan menikah di bawah 18 tahun. sedangkan pernikahan mereka tidak bertahan lama atas keputusan orang tua mereka. Ekonomi pasangan yang sulit membuat mereka tidak mampu membiayai keturunan.

Peternakan Sapi Perah Rendah dan Perkebunan Kopi Tinggi 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Indonesia memiliki perkebunan kopi yang besar dan oleh karena itu menemukan lebih banyak kemudahan aspek kepada kopi sedangkan peternakan sapi perah yang besar sedikit sehingga menemukan kesulitan akses kepada susu.

Masalah utama di dunia peternakan sapi perah Indonesia saat ini adalah belum banyak sehingga masyarakat fokus pada perkebunan  kopi dengan harga murah pada petani karena kualitasnya terbaik.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pasangan suami istri terpaksa memberikan kopi untuk bayinya yang baru berusia 14 bulan. Kopi itu diberikan lantaran kedua orang tua bayi itu tak mampu membeli susu penghasilan kebun kopi juga tak begitu besar.

Indonesia Rencanakan Dua Anak Cukup dalam Kemapanan Finansial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun