Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bunuh Semua anggota FPI antara Genosida dan Pemberantasan Radikalisme?

18 Desember 2020   00:52 Diperbarui: 18 Desember 2020   01:17 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi 1812 mendapatkan senjata tajam. Sumber foto : 100kpj.com

Denny Siregar sebut senjata tajam mewarnai aksi 1812 di Jakarta.  Dari satu sisi, agama merupakan tempat di mana orang menemukan kedamaian, kedalaman hidup, dan harapan yang kukuh. Pemberantasan radikalisme dan kekerasan dijadikan alasan tindak kekerasan, bahkan sampai pembunuhan berbasis agama.

Oleh karena itu, setiap kejahatan harus disingkirkan dengan kekuatan konstitusi untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut, langkah utama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi faktor praktik-praktik diskriminasi.

Paham radikalisme hanya bisa dilawan dengan paham anti-radikal bukan dengan genosida. Tidak akan hilang paham radikal tanpa dialog. Dialog itu penting.

Apakah ada sebuah agama mengajarkan untuk menebarkan paham radikalisme seperti membenci, membunuh dan menteror sesamanya, pasti semua agama menentang ajaran itu. Kita bisa identifikasi itu bukan agama tapi kejahatan yang bisa ditindak pidana  hukum.

Kasus radikalisme yang terjadi di Indonesia sudah banyak sekali dan telah banyak makan korban banyak sehingga menimbulkan banyak masalah bagi masyarakat meskipun beberapa di antaranya dapat digagalkan dengan baik oleh kepolisian negara dengan bantuan partisipasi masyarakat untuk selalu menginformasikan jika ada hal- hal yang mencurigakan.

Sebuah pembantaian genosida dalam pemberantasan radikalisme hanya menimbulkan dendam dan genosida kepada kelompok FPI dengan cara membunuh anggota kelompok FPI mengakibatkan penderitaan fisik  mereka dan terhadap anggota kelompok Islam lain akan simpati.

 Perdamaian kepada seluruh penjuru dunia sesuai konstitusi akan gagal bila kebijakan genosida untuk  menciptakan kemusnahan secara fisik sebagian atau seluruhnya seperti di Jerman.

Golongan masyarakat kelas atas yang memahami adanya kenyataan tangan-tangan di balik layar itu baik FPI dan Polisi sedang berseteru karena mereka punya tingkat analisis tinggi terhadap gejala, atau karena mereka berpikiran dan berwawasan luas serta berpikir jernih.

Indonesia adalah negara yang luas yang bisa dibilang dicekoki berita ini. Belajar dari peristiwa Presiden Adolf Hitler bertekad menghabisi setiap sesuatu yang berbau yahudi Jerman (bukan FPI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun