Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fanatisme Buta Mendukung Anies Baswedan Menjadi Presiden Indonesia

30 Mei 2022   12:51 Diperbarui: 30 Mei 2022   13:03 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fanatisme Buta Mendukung Anies Baswedan Disaksikan Demokrat Gerindra PKS Nasdem dan PKB. Sumber Kompas.com

Edhie Baskoro Yudhoyono dari Demokrat, Zulkieflimansyah dari PKS, Muhaimin Iskandar dari PKB, Sandiaga Uno dari Gerindra, dan Rachmat Gobel dari Partai Nasdem menyaksikan gemuruh teriakan fanatisme Anies Presiden  di Istora Senayan Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai sosok yang paling banyak dipilih responden anak muda untuk menjadi presiden. Anak muda akan membela Anies Baswedan sampai titik darah penghabisan untuk rotasi kekuasaan Indonesia.

Anies tampaknya mencari nafkah sebagai politisi tak memandang fanatisme sebagai sebuah penyimpangan, melainkan suatu hal yang wajar karena penggemarnya mayoritas datang dari usia remaja dan dewasa awal seperti baru puber politik.

Pendukung fanatik Anies sejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, maju gubernur DKI Jakarta 2017 hingga Anies dipaksa maju pemilihan presiden tahun  2024 agar Anies dipilih oleh rakyat, suara hati rakyat, suara keresahan rakyat dan suara keluhan rakyat.

Ketika Anies menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diframing Anies sebagai seorang liberal  dan syiah. Kemudian, Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta diframing Anies sebagai seorang kadrun. Namun fanatisme Anies paling progresif sebagai orang non-Jawa.

Anies datang menjadi sahabat tanpa memberikan prasangka baik namun "penangkal" yang tenang dan masuk akal untuk menciptakan penunjukan strategis lain untuk memberi peluang lebih besar kerjasama Ibu Kota Negara dari investor timur tengah.

Tidak ada investasi Ibu Kota Negara yang gratis dan pembangunan murah sehingga Anies membuka pintu luas untuk pendukung fanatiknya dari luar Indonesia untuk membangun investasi bersama.

Anak muda memiliki sifat relijius atau sekuler berpotensi menjadi bagian tokoh politik dan melahirkan fanatisme buta secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menjelang pipres 2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun