Empat partai Islam terbesar sebagai simbol persatuan diibaratkan sebagai peneduh bangsa Indonesia untuk berlindung dan merasa aman dalam khotbah di bulan Ramadan.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali persatuan, janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Tuhan kepadamu dalam persatuan.
Ritual ibadah puasa menjadikan cermin persatuan dan kebangkitan umat Islam karena para pemimpin dan rakyat merasakan rasa lapar dan haus yang sama. Sementara itu, Empat partai Islam juga memiliki akar tunggang yang kuat puasa ego menggambarkan persatuan bangsa Indonesia.
Sementara, sulur-sulur pada perilaku ini bisa diwujudkan dengan menjunjung tinggi sikap kebersamaan, persaudaraan, saling bantu membantu, dan gotong royong antar individu dalam ummat Islam selama bulan Ramadan.
Semua bersatu dalam bulan Ramadan diimplementasikan juga oleh empat partai Islam yang erat dengan persaudaraan atas dasar iman dan takwa.
Momen puasa yang dilakukan setiap tahun merupakan wujud nyata persatuan sehingga para elite dengan mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan secara ikhlas membuat teduh Indonesia.
Perilaku teduh ini bisa diwujudkan pada bulan Ramadan ummat Islam turun melakukan puasa dan masuk masjid tanpa bertanya ormasnya dari mana, latar belakangnya apa, partainya dan perbedaan lainnya.
Ummat Islam memperbaiki internal sendiri untuk menghindari perpecahan sesama umat muslim dalam perbedaan dengan perilaku teduh.
Persaudaraan ini dalam perilaku teduh dimaksudkan bukan sebatas hubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud dengan persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat oleh kepentingan bangsa Indonesia.
Saling mencintai karena Tuhan Yang Maha Cinta dan persaudaraan di dalam agama Islam merupakan bentuk seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena sama-sama memeluk agama Islam.