Dalam percaturan global Thailand lebih baik menangkap peluang dibandingkan Myanmar, orang Islam didunia lebih sayang pada biksu Thailand dibandingkan Biksu Myanmar karena mereka baik pada minoritas beragama Islam.
Thailand pandai membaca peluang mengenai ekonomi syariah karena kue ekonomi ini besar, pertumbuhan cepat dan orang Islam mereka percaya bahwa populasi banyak penting. Mereka juga mempelajari ucapan dari orang Islam yakni Nabi Muhammd tentang konsumsi mereka dan populasi mereka.
Dari agama Islam yang mulia ini mereka pelajari bahwa minoritas Thailand bahwa Nabi Muhammad mencintai umatnya mempunyai banyak anak. Tradisi ini persis sekali di Indonesia dengan istilah banyak anak banyak rezeki.
Jika pemerintah Thailand mengkampanyekan Halal is for everyone. Maka, negara pariwisata ini dikunjungi pelancong dari negara-negara Islam. Berbeda dengan Myanmar yang melakukan genosida pada etnis rohingya sehingga pelancong dari negara-negara Islam takut juga diperlakukan seperti minoritas beragama Islam.
Thailand menyampaikan ajaran Budha yang damai dan terbuka pada negara Islam sehingga pariwisata mereka maju.
Pariwisata Thailand memang agenda yang sering dikunjungi orang Islam termasuk Abdurrofi Abdullah Azzam. Selain itu, makin terlihat jelas bahwa Thailand menggunakan ajaran biksu yang damai tersebut membawa berkah dan rezeki terbukti pariwisata mereka maju.
Mereka secara ekspleksit menjamin kenyamanan bagi pelancong apapun agamanya dan warga negaranya dari berbagai latar belakang. Saat ini di dunia, halal telah dijadikan sebagai alat baru yang dari biksu 'mampu mendikte' para pembuat kebijakan negara untuk memajukan perekonomiannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI