Mohon tunggu...
Abdu Rozaqi
Abdu Rozaqi Mohon Tunggu... - -

Stay Foolish, Stay Hungry

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Musuh-musuh Potensial Indonesia di Masa Depan

29 Maret 2016   11:57 Diperbarui: 6 Oktober 2017   21:24 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa bilang Indonesia tidak memiliki musuh? Meskipun kebijakan luar negeri yang selama ini diterapkan Indonesia adalah non-blok (tidak memihak pihak manapun) dan lebih mengedepankan hubungan diplomasi yang baik, namun toh yang namanya “hidden enemies” (musuh-musuh tak kasat mata) Indonesia tidak bisa juga dibilang tidak ada. Mereka mungkin musuh, dalam artian jika tensi antara negara Indonesia dan negara bersangkutan memanas, potensi negara tersebut menjadi musuh bagi Indonesia cukup besar. Berikut negara-negara yang sangat berpotensi menjadi musuh Indonesia;

1.     AMERIKA SERIKAT

AS Tinggal menunggu waktu saja menunggu sampai benar-benar ada presiden Indonesia nanti muncul yang sangat anti terhadap barat (khususnya AS) seperti Presiden Soekarno di zaman tempo dulu. Lengsernya Soekarno sebenarnya bisa dilihat dari skala global dan nasional. Dari skala global, CIA sangat berkontribusi. Menginginkan bahwa perlu ada presiden pengganti Soekarno yang tidak berkoar-koar di publik dan di mata dunia tentang pandangan anti Inggris dan Amerika-nya. Dan sangat jelas juga bahwa dengan lengsernya Soekarno, jelas Indonesia akan bisa secara perlahan dibawa ke pangkuan AS dan sekaligus menjauh dari ancaman ideologi komunis. Alasan terbesar lain mengapa AS dapat menjadi musuh nomor satu Indonesia di masa depan, yakni “keserakahan” AS dalam mengambil SDA yang ada di Indonesia. Contohnya saja Freeport, tambang-tambang lain, institusi perbankan dan keuangan, serta bantuan finansial yang “ditanamkan” AS di Indonesia. AS juga melakukan “investasi” dalam bentuk bantuan program anti-teror yang sebenarnya merupakan kamuflase AS untuk mendikte ke mana arah main yang ingin dibentuk barat terhadap penanganan terorisme. Bantuan finansial tahunan yang ditanam AS melalui PBB juga merupakan cara lain AS dalam membuat Indonesia semakin ketergantungan dengan “uang panas” mereka. Dengan ketergantungan banyak pejabat dan pemimpin Indonesia akan uang (meskipun pada dasarnya digunakan untuk pembangunan), maka SDM dieksploitasi secara optimal oleh AS, begitupula dengan SDA. Bantuan dana, peralatan, senjata, dan amunisi untuk membentuk tim khusus anti-teror adalah juga salah satu dari rencana jangka panjang AS yang ditanamkan di Indonesia. AS juga sering terlihat ikut campur terlalu dalam terhadap masalah terorisme di Indonesia. Dan yang terbaru ini adalah ikut campur masalah penanganan teroris di Poso.  

2.     AUSTRALIA

Kemungkinan Indonesia bersitegang dengan Australia sangatlah besar mengingat kedua negara memiliki kepentingan yang saling bertolak belakang. Yang terparah, Australia pernah menyadap Presiden SBY melalui dinas intelijen mereka yang dibantu oleh NSA dan CIA milik Amerika Serikat. Mungkin anda menganggap ini sepele? Bayangkan jika yang disadap adalah presiden yang sangat anti-barat! Perang pun pasti akan pecah. Australia juga pernah kedapatan mengusir pengungsi dan memberikan beberapa ratus dolar untuk kembali ke Indonesia. Alih-alih memberikan tempat dan fasilitas, Australia justru mengusirnya ke Indonesia. Jika benar-benar ingin menyelesaikan kasus pengungsi perang atau mereka yang mencari suaka, Australia dapat bekerjasama dengan Indonesia tentang bagaimana mengatasinya. Toh dua negara lebih baik daripada satu. Selain itu, belum banyak publik yang tahu bahwa sebenarnya agen-agen rahasia Australia sebenarnya sengaja mengirimkan bandar-bandar narkoba kelas kakap ke Indonesia (seperti kasus heboh Bali Nine), tujuannya selain untuk menciptakan “suasana riuh-pikuk dan kacau balau” di Indonesia, cara ini juga ditujukan untuk mendesak Indonesia melalui PBB dan desakan internasional agar Indonesia lebih terpojok lagi dan dunia dapat melihat Indonesia tarkait dengan ‘sebarapa burukkah negara ini?’. Yang lebih parah, Australia bisa dibilang 100% sangat mendukung kemerdekaan Papua dan salah satu tentaranya pernah kedapatan menjadi sukarelawan perang bagi kelompok separatis OPM di Papua. Para jurnalis Australia juga selama ini menjadi “mata-mata” negeri kanguru untuk meliput di Papua hanya yang buruk-buruk saja dan “memelintir” berita agar citra TNI di Papua di cap buruk oleh dunia internasional dan HAM pun akhirnya berbicara. Cara provokasi dan dukungan HAM ini sangat ampuh dipakai Australia sewaktu konflik di Timor Timur untuk menyudutkan Indonesia dan TNI.

3.     SINGAPURA

Singapura bisa dipastikan bakal meramaikan eskalasi konflik di kawasan Asia-Tenggara. Negara itu merupakan “anak emas” Amerika Serikat, dijadikan AS sebagai negara yang aman bagi para penjudi kelas dunia sekaligus penanaman modal dan investasi AS. Singapura juga merupakan negara kaya yang sangat bersahabat bagi para pebisnis barat. Usman Harun merupakan salah satu sejarah yang kelam bagi Singapura. Kontroversi penamaan KRI dengan memakai nama Usman Harun juga sangat ditentang Singapura karena melecehkan negara mereka. Selain polemik itu, karena wilayah udara singapura sangat kecil, maka seringkali manuver jet tempur mereka melewati batas dan terbang di dalam wilayah laut Indonesia. Indonesia juga sudah memprotes keras tindakan itu. Namun dimasa depan konflik sewaktu-waktu bisa meletus. Singapura juga merupakan basis yang aman bagi markas militer Amerika. Sistem pertahanan darat anti-udara Singapura juga 20 kali lipat sangat banyak jumlahnya dari Indonesia. Menandakan bahwa Singapura jelas mengantisipasi jika sewaktu-waktu Indonesia atau negara lain menyerang mereka. Meskipun memang manuver tank-tank di Singapura sangat terbatas karena keterbatasan lahan disana.

4.     ISRAEL.

Anda setuju atau tidak, Indonesia bisa dibilang sangat membenci Israel. Hal itu didasarkan pada upaya Israel dalam melakukan penindasan dan pembantaian massal terhadap Palestina. Israel juga tidak akan pernah mau mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Mengingat Indonesia merupakan mayoritas muslim dan pengikutnya sudah sangat paham mengenai kekejaman dan kebiadaban Israel, tentu saja Indonesia mengecam keras apa yang selama ini dilakukan Israel. Selain itu, memang hubungan antara Indonesia-Palestina sangatlah harmonis dan tidak bisa dipisahkan walaupun dengan jarak yang jauh. Dan kesamaan antara Indonesia dan Palestina adalah sama-sama muslim. Bedanya di Palestina mereka tertindas rezim kejam zionis, di Indonesia muslim tertindas oleh banyak pemimpin korup yang tidak amanah. Yang terbaru, Menlu Retno di era Jokowi beberapa minggu lalu pernah diusir oleh Israel lantaran Menlu tidak berkenan bertemu dengan perwakilan pemerintahan Israel saat mereka akan bertolak ke Palestina. Bukan hanya itu saja, Menlu Marty Natalegawa juga pernah ditolak oleh Israel saat menghadiri acara KTT Gerakan Non Blok di Ramallah. Dan yang mungkin belum banyak masyarakat Indonesia yang tahu, bahwa mayoritas warga asli Papua 100% mendukung Israel bagaimanapun parahnya kekejaman yang dilakukan atas warga Palestina. Jaringan Israel di dalam komunitas masyarakat papua juga sangat lekat walaupun selama ini tidak diliput oleh media, biasanya didalam komunitas gereja dan keagamaan. Dan tentu saja Israel sangat jelas menginginkan agar Papua lepas dari NKRI.

5.     CINA/TIONGKOK

Cina adalah negara yang akhir-akhir ini begitu bersahabat dengan Indonesia. Cina menanamkan banyak investasi di Indonesia. Presiden Jokowi saat ini juga cenderung lebih dekat kepada Cina daripada AS. Namun jika dilihat baik-baik, Cina juga negara yang penuh dengan masalah. Ambisi ekspansi Cina perihal Laut Cina Selatan merupakan bukti kerakusan dan egoisme Cina yang mungkin sangat menganggu negara-negara kawasan. Atas ekspansi terhadap beberapa pulau di Laut Cina Selatan, Cina “akan melakukan apapun” untuk dapat mewujudkan ambisinya tersebut. Dan tidak boleh ada negara yang menganggu, tak terkecuali Amerika Serikat. Walaupun secara ekonomi Cina sudah kuat karena penjualan produk ekspor “Made In China” entah itu dari penjualan baterai Li-Ion (HP), produk elektronik, monitor LED, dan perangkat lainnya, Cina tetap tidak puas dan akan tetap menjalankan proyek LCS. LCS juga di masa depan juga bisa dijadikan cina sebagai “ladang pemasukan” mereka dimana saat ini Cina sedang dan tengah melakukan reklamasi pulau (membentuk pulau buatan dari pasir melalui kapal-kapal reklamasi). Arogansi atau wajah asli Cina mulai terlihat belakangan ini ketika kapal Coast Guard milik Tiongkok memaksa mengambil kapal nelayan Cina yang ditangkap KKP Indonesia di Perairan Natuna. Tiongkok kemudian mendesak Indonesia untuk segera melepaskan 8 nelayan Tiongkok yang ditangkap di Perairan Natuna. Menlu Tiongkok bahkan sesumbar mengatakan bahwa Indonesia harus berkompromi dan “bersikap baik” atas insiden tersebut. Membuktikan bahwa Cina dapat menjadi teman, sekaligus menjadi musuh di masa depan jika ambisi dan keserakahan Cina tidak dapat dikontrol lagi khususnya di kawasan Laut Cina Selatan. Tinggal tunggu presiden Indonesia yang lebih tegas lagi untuk berani menantang Cina karena arogansi mereka, menciptakan eskalasi yang mungkin bisa dibilang sangat beresiko bagi Indonesia. Mengingat kekuatan militer Cina masuk dalam posisi ketiga dalam kekuatan militer terkuat di dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun