Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diet Sampah Vs Diet Makan, Semakin Tragis Lebaran Justru Petugas Cuti!

14 Maret 2025   16:56 Diperbarui: 14 Maret 2025   15:03 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan sampah  yang seamkin banyak ( Foto -Kompas.com)

Mengatasi permasalahan ini tentu tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Diet sampah selama Ramadhan harus dimulai dengan kesadaran individu untuk mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai. 

Masyarakat bisa memulai dengan membawa wadah sendiri saat membeli makanan berbuka, menggunakan botol minum yang bisa diisi ulang, serta membiasakan kembali makan di piring yang bisa dicuci. Kesadaran ini harus didukung dengan regulasi yang lebih ketat dari pemerintah dan keterlibatan aktif dari komunitas. 

Beberapa masjid dan komunitas di Indonesia sudah mulai menerapkan konsep Ramadhan zero waste, di mana mereka menggunakan piring dan gelas non-plastik saat berbuka bersama. Langkah kecil seperti ini, jika diterapkan secara luas, dapat mengurangi produksi sampah dalam jumlah yang signifikan.

Lebih jauh lagi, sistem pengelolaan sampah di perkotaan harus diperbaiki agar tidak lagi bergantung sepenuhnya pada petugas kebersihan. Masyarakat bisa diajak untuk memilah sampah sejak dari rumah, memanfaatkan sampah organik sebagai kompos, dan mendukung gerakan daur ulang sampah plastik. Jika program ini dijalankan dengan serius, setidaknya dampak dari lonjakan sampah selama Ramadhan bisa ditekan.

Namun, tanpa adanya kesadaran kolektif, kita hanya akan mengulang siklus yang sama setiap tahun. Ramadhan yang seharusnya menjadi momen refleksi dan pengendalian diri justru berubah menjadi momen boros dan konsumtif. Masyarakat tergoda untuk membeli lebih banyak makanan, mengabaikan jejak sampah yang mereka tinggalkan, sementara pemerintah gagal menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan. 

Diet sampah pada bulan Ramadhan ternyata sama sulitnya dengan diet makan, keduanya membutuhkan komitmen dan kedisiplinan yang tinggi. Jika tidak segera diatasi, maka setiap tahun kita akan menghadapi pemandangan yang sama: tumpukan sampah menggunung setelah Lebaran, sementara para petugas kebersihan masih menikmati libur hari raya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun