Mohon tunggu...
Abdul Wafi
Abdul Wafi Mohon Tunggu... Petani - Orang biasa

Tetap semangat dan bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan jodohnya #1

4 Januari 2022   02:49 Diperbarui: 5 Januari 2022   00:44 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tigaraksa,  pebruari 2021
Pagi menyapa begitu cerah,  suara gemuruh knalpot mulai menderung dari arah berlawanan saling saut-sautan,  anak-anak begitu sumbringah karena dapat mengistirahatkan lelah semalaman.
"beli bang... " terdengar suara ibu-ibu dari depan teras.
"iya bu, beli apa? " jawab riki
"beli telor 2 kilogram,  terigu 1 kilogram,  minyak 2 liter,  sama beras 2 kilo aja" sambil senyam-senyum.
"mungkin abis gajian makanya belanjanya banyak" gumam dia dalam hati
"sama apalagi bu? " lanjutnya,  (ya,  barangkali ada yg kelupaan)
"kayaknya itu dulu,  gampang nanti balik lagi kalau ada yg kelupaan"
"oh...  Makasih ya bu.. "
"iya bang,  sama-sama" balasnya, sambil membawa belanjaanya.
Teruslah silih berganti orang berdatangan,  ada yg beli bensin,  ada yg beli rokok,  ada juga yg cuma beli permen gopek (red: limaratus rupiah) hehe

Hari ini jadwal kegiatan dia padat banget,  pertama belanja beras dulu, karena sudah habis dua-duanya (yg 8000 sama yg 9000). Kedua belanja bensin ke SPBU bojong, yg mana perjalanannya memakan waktu yg cukup lama karena kepadatan kendaraan di simpang tiga yg terkadang bikin emosi 90% naik, saling terobos sana sini.
"berapa?" ucap penjaga pom, (kadang baik,  kadang cuek)
"pertamax 300.000, pertalet (begitu menyebutnya)  520.000"
Segeralah dipencet tomboh itu sama petugasnya,  riki yg ngisi sendiri,  karena petugasnya sibuk melayani motor-motor itu yg kadang terobos tanpa antri.
"dimulai dari nol ya.." seperti biasa,  sesuai SOP SPBU.
Riki cuek-cuek saja dengan ucapan itu,  karena sudah menjadi santapan setiap hari dari 4 tahun silam.
Ya, Riki merantau kerja dari madura ke tangerang sudah berjalan 4 tahun lamanya bersama keluarga kecilnya, asam garam kehidupan sudah dia alami sejak 2017 lalu.
Sampai di warung, diisilah botol-botol yg kosong itu sampai semua telah berisi penuh.
"aku mandi dulu" ucap riki pada istrinya
"ya, jangan lama-lama" jawabnya. Kadang dia kalau mandi lama banget.

Daftar belanjaan sudah siap,  motor sudah dipanasin dari tadi sebelum mandi.
"aku berangkat ya,  assalamu'alaikum..." ucap riki,  sambil kecup kening istrinya.
"waalaikum salam, dada...." istrinya sambil melambaikan tangannya.

10:25
Sampailah di agen, dimana Riki biasa belanja untuk kebutuhan warungnya. Ada beberapa alur yg harus di ikuti, pertama ke ruang ketik (catat kembali apa yg mau dibelanjain lewat komputer).
"apa aja rik?" tanya fatimah. Ya,  namanya fatimah.
Diketiklah.
"ada tambahan?" fatimah tanya lagi.  Karena Riki biasanya ada yg kelupaan.
"udah itu aja dulu" tanggap riki.
Kedua, bayar ke kasir
"berapa totalnya met?" tanya riki. Kebetulan di agen tersebut  yg menjadi kasir adalah bu Bosnya.
"35 (red: tiga juta lima ratus ribu rupiah)"
"oke"
Ketiga, daftar belanjaan (bon, kita menyebutnya) di kasih kepada petugas yg kerja disitu.
Sambil menunggu belanjaannya selesai,  dia ngobrol dengan siapapun yg ada didekatnya,  meskipun bukan orang madura (karena sebagian orang medan).  Dia tidak pernah cangggung untuk ngobrol sama siapapun, termasuk orang yg berbeda asal dari dia.

Mei, 2021
Suasana kembali cerah,  secerah hati dan pikiran riki saat ini.  Karena dia dapat nomor telepon dari seseorang yg sedari bulan lalu mulai diliriknya.
"ini nomorku" tiba-tiba fatimah menyodorkan kertas yg dia tulis nomornya sendiri.
"terimaksih" ucap Riki, sambil senyam-senyum.
Dunia seakan dalam genggamannya, dari saking senangnya riki yg akhirnya bisa punya nomor Fatimah.

22:34
"Assalamu'alaikum" chat pertama riki, sambil grogi
"Wa'alaikum salam" beberapa menit kemudian Fatimah membalasnya
"ini fatimah ya? " basa-basi riki
"iya,  betul. Ini siapa ya? " tanya fatimah,  karena nomor baru
"ini aku riki,  yg tadi pagi di kasih nomor sama kamu"
"oh" singkat dan padat jawabnya. Bukan perempuan namanya kalau tidak seperti itu jawabnya.
"sesingkat itu" gumam riki dalam hatinya
"gimana kabarmu? " riki sudah mulai jadi wartawan
"Alhamdulillah baik" jawab fatimah
"sudah lama kamu kerja di sana (grosir sembako)? "
"iya,  sudah lama"
"hmm...  Kok aku baru liat kamu beberapa bulan ini?" Riki sudah mulai penasaran
"kamu kuliah ya?" lanjut tanya riki
"iya,  aku kuliah di UNPAM (universitas pamulang) "
"sudah semester berapa? " lagi-lagi riki tanya
"aku semester 5" sesingkat itu jawab fatimah
"terus kalau kuliah naik apa? Bawa motor sendiri atau gimana?"
"naik kereta" jawabnya

Agustus,  2021
Riki memberanikan.....

Bersambung.....
Tunggu epesode ke-2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun