Mohon tunggu...
abdul mukti
abdul mukti Mohon Tunggu... Dosen - dosen'/IAIN Pontianak

saya adalah peneliti dan penulis dibidang filsafat, pemikiran islam, politik dan sosial keagamaan. Aktif sebagai pembicara dan pengajar di berbagai kampus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal dan Mengenang M. Zeet Hamdi Assovie

9 Mei 2024   15:25 Diperbarui: 9 Mei 2024   15:27 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Minggu sore (05/05/2024) sekitar pukul 16.58 WIB saya membuka isi whatsapp seorang teman dengan berita mengejutkan: "telah wafat M.Zeet Hamdie Asshofie di Rumah Sakit Dharmais Jakarta pada pukul 16.30. WIB karena sakit". Untuk memfalidasi berita itu, saya langsung kontak abang kandungnya, Dr. Rif'at (saya memanggilnya, Bang Rife). Ternyata berita itu memang benar adanya.

Belakangan, dalam tiga bulan terakhir sebelum kepergiannya, saya masih aktif bertemu dan berkomunikasi di tengah-tengah pemulihannya dari sakit yang dideritanya. Komunikasi ini mulai terbangun kembali setelah hampir lima tahun terputus sejak beliau non aktif sebagai birokrat di Pemprof Kalbar sebagai sekretaris Daerah mendampingi Gubernur Cornelis (2010-2018). Sudah lama saya mendengar sakitnya. Tetapi baru belakangan diberi kesempatan untuk menjenguknya. Memang, fisiknaya tidak lagi sebugar lima tahun lalu. Tetapi, dalam obrloannya tidak ada yang berubah, visioner, strategis, dan tetap "lucu". Tiga karakter inilah yang melekat pada seorang M Zeet Hamdi Asshofie. Dalam segudang masalah-masalah di seputar pemerintahan, ia selalu menemukan cara yang jitu, strategis, dan dianggap ringan saja dengan model komunikasi khas seorang M Zeet.

Ia adalah Sekda yang sekaligus ketua PWNU Kalbar sejak kepemimpinan PBNU KH. Hasyim Muzadi dan KH Said Aqil Siradj. Persis dalam kapasitanyanya sebagai ketua NU itulah saya sering berada di lingkarannya. Dalam kepemimpinannya sebagai ketua NU dan Sekda Propinsi, mau tidak mau ada semacam "kemesraan" antara NU dan penguasa daerah. Keduanya saling memberikan barokah tersendiri. Saya sendiri semacam "menikamati" harmonisasi antara ulama dan umaro untuk maslahat yang lebih besar dan luas. Diantara bentuk harmonisasi yang tampak secara kasat mata adalah lahirnya Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) dan pembangunan masjid raya Mujahidin. Disamping, tentu saja kehidupan beragama yang harmonis dibawah kepemimpian Cornelis-Kristiandi dan M. Zeet Hamdi Asshofie.

Dalam konteks lahirnya UNU Kalbar, kebetulan saya di SK-kan sebagai salah anggota dewan pendiri di bawah kepemimpinan Dr. Rif'at, abang kandung M Zeet yang telah banyak pengalaman dalam mendirikan perguruan tinggi. Saya merasakan denyut dan detik-detik lahirnya UNU. Ada semangat yang menggelora saat itu. M.Zeet adalah aktor utama dalam mendirikan kampus kebanggaan nahdliyin di Kalbar. Dengan lobi-lobinya yang jitu dan dukungan penuh dari sang bos Cornelis, UNU lahir dengan seluruh keterbatsannya. Aristek lahirnya UNU adalah abang kandungnya sendiri, Dr. Rif'at. Sebagai dosen dan pendidik, Dr. Rif'at adalah salah satu kunci dan aktor  sejarah. Teman-teman pengurus NU yang kebetulan menjadi anak buah M Zeet di Propinsi harus disebut di sini anatara lain, Odang Prasetyo. Pak Odang yang saat itu menjadi Kabag Agama Biro Kesra adalah motor penggerak utama di Propinsi yang memfasilitasi lahirnya UNU. Ia adalah birokrat profesional yang dipercaya oleh M Zeet karena kinerja dan komunikasinya yang cair dan cerdas. Ada juga Dr. Kamaruzaman (Abi) yang kini ditugasi sebagai Pj Bupati Kuburaya. Abi memiliki pemikiran yang konseptual dan strategis. Disamping dua nama itu, ada nama Alfian Salam, seorang birokrat yang "lues" dan memiliki prinsip "sami'na wa atho'na" dengan atasan. Tiga birokrat (setidaknya yang saya kenal dengan baik) adalah pengurus wilayah NU yang selalu menjadi jembatan untuk membangun hubungan harmonis antara ulama dan umaro. Kini, mereka bertiga tengah berkarir di posisi-posisi yang pantas dan layak. Ketiganya telah membersamai kiprah M Zeet baik sebagai sekda dan ketua PWNU.

Warisan: teladan kepemimpinan

Pak "We", begitu kami sering memamnggilnya, istilah orang Melayu untuk menyebut Pak Ketua kini telah berpulang ke Sang Pemilik Kehidupan, Allah SWT. Kami ikhlas melepaskannya karena terutama alasan keagamaan: Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Ro'jiun. Bahwa segala sesuatu hanya milik Allah dan kepada-Nya lah sesuatu itu akan kembali. Ia telah berikhtiar berjuang dengan melawan sakit yang dideritanya. Dalam perjalanan ikhtiarnya itu, M. Zeet memiliki pandangan yang seimbang dengan panduan Ahl Sunnah Wal Jama'ah, yaitu bahwa ikhtiar merupakan kewajiban manusia. Tetapi takdir merupakan ketentuan Tuhan yang tidak bisa dilawan. Prinsip ini selalu menjadi salah satu tema diskusi hingga ia dipanggil Sang Kekasihnya, Allah SWT. Dalam bincang-bincang ringan di tengah melawan sakit di kediamannya di Jalan Halmahera, ia tidak pernah lupa menyelipkan motivasi-motivasi hidup dengan modal ilmu pengetahuan, pengalaman, dan bertindak dari yang kecil dan terukur. Singkatnya, ia adalah sosok birokrat-pemimpin dengan modal yang yang lengkap: kecerdasan, pengalaman, spiritualitas, dan kemampuan komunikasi yang par excellence. Kemampuannya ini diakui oleh banyak kalangan termasuk oleh bosnya sendiri, Drs. Cornelis, MH yang kini melaju kembali ke Senayan sebagai anggota dewan terpilih DPR RI untuk periode keduanya. Cornelis mengakui bahwa kinerja M. Zeet sangat diandalkan karena kecerdasannya dan keluesannya.


Akhirnya kami sebagai sahabat, keluarga besar NU, warga Kalbar, genarasi yang lebih muda, para aktor lahirnya UNU hanya menitipkan doa: semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa masa lalunya, diterima semua amal ibdahnya, di lapangkan kuburnya, dan ditempatkanNya di tempat terbaik atas ridha Allah SWT. Semoga Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari tersenyum menyambut kehadirnya atas jasa-jasnya terhadap NU, jamiiyyah dan nahdliyyin. Selamat jalan "We"...al-Fatihah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun