Beberapa waktu lalu, saya sempat menulis 5 resep cerdas alaRasulullah saw, alhamdulillah ditanggapi oleh beberapa kompasianer dengan beragama persepsi, namun banyak komentar yang lumayan nylekit dan cenderung 'melecehkan' resep itu.
Setelah bebrapa minggu saya bermain-main dengan puisi dan cerpen fiktif di kompasiana, maka ketika saya lihat beberapa email masuk, saya tergelitik dengan komentar sobat-sobat kompasianer yang rada nylekit, sehingga saya merasa 'wajib' untuk menjernihkannya.
Sesuai denga data empiris yang saya kumpulkan selama menjadi pendidik di sekolah maupun di kampus, maka 5 resep alam Rasulullah saw ternbukti sangat efektif bagi pelajar muslim yang hatinya ikhlas menjadi orang islam dan mukmin. untuk sekedar mereview 5 resep tersebut adalah:
1. Sholat tahajud setiap malam.
2. Menggosok gigi sebelum belajar
3. Selalu menjaga wudhu
4. Menjauhi maksiat (bertaqwa dimana pun berada)
5. Makan dan minum untuk ibadah, bukan karena syahwat.
Sebelum kita merasionalakan 5 resep tersebut, ada beberapa fakta menarik yang mendukung kebenaran 5 resep tersebut. Di dunia pesantren penghafal Alqur'an di daaerah Mranggen, Semarang, seperti pesantren As-Syarifah, Al Badriyah, Baitul Izzah, dan pesantren Futuhiyyah, ternyata para santri yang mempraktikkan kelima resep tersebut, rata-rata sangat cerdas dan bisa menghafalkan alqur'an kurang dari 3 tahun. saya punya beberapa nama santri penghafal Alqur'an yang bisa dihubungi.
Dewasa ini, epistemoligi islam memang sedang klenger, dihajar habis oleh epistemologi barat, sehingga semua orang cenderung sangat skeptis terhadap segala informasi, dan baru mempercayainya setelah melihat bukti konkrit atau merasa dapat melogikannya. untuk itu dengan meminjam senjata epitemeologi barat, mari kita kritisi 5 resep ala rasulullah saw.
1.Sholat tahajud: secara medis telah dibuktikan mampu memberikan rangsangan otak menjadi lebih fres dan optimal kerjanya. walau ada obat yang bisa memamcu kinerja otak, tapi sholat tahajud terbukti lebih efektif dan tidak ada efek samping, namun justru lebih mampu mendatangakan kecerdasan spiritual dan membentuk sifat arif dan bijaksana.