Peringatan Hari Muslih Mauud dapat menyegarkan iman dan mengingatkan akan jani-janji yang telah dilakukan oleh anggota Jema'at yaitu untuk menegakkan kebenaran dan kemulian Hadhrat Rasulullah saw diatas permukaan bumi. Bukan untuk memperingati hari kelahiran atau hari kewafatan beliau r.a. Semoga hari bersejarah ini membangkitkan semangat didalam hati kita demi kemajuan Islam dan untuk mengingatkan kita agar setiap saat berusaha mengadakan perbaikan pada diri kita masing-masing. Untuk itu semoga Allah Ta'ala memberi taufiq kepada kita semua.
 Beberapa Kisah Menggugah Muslih Mauud ra
Sesudah kewafatan Hadhrat Masih Mauud(a.s.), Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad(r.a.) baru berusia 19 tahun. Pada masa itu, beliau berdiri di dekat jasad suci bapak beliau dan membuat ikrar dengan kata-kata ini: "Seandainya semua orang lain meninggalkan engkau dan aku ditinggalkan sendirian, namun aku akan berdiri menghadapi seluruh dunia dan tidak akan menghiraukan penentangan ataupun permusuhan."
Sesuai dengan suratan takdir ilahi ini, Huzur berkali-kali telah memberikan amanat perpisahan, antara lain pada tanggal 22 Agustus 1947, beliau bersabda:
Aku menyampaikan amanat dengan penuh rasa cinta kepada Jemaat. Semoga Allah Ta'ala beserta kamu sekalian. Jika kamu sekalian masih diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan aku, semoga kamu sekalian diberi taufik untuk bekerja dengan penuh kesetiaan dan aku pun semoga diberi taufik untuk bekerja dengan sesungguh-sungguhnya. Dan jika masa untuk kerja sama kita berakhir , semoga Allah Ta'ala menjadi Penjaga dan Pemelihara kau sekalian dan menyelamatkan langkah kamu sekalian, supaya kamu jangan tergelincir. Bendera Jemaat tidak boleh runduk, suara Islam tidak boleh menjadi sayup-sayup, nama Allah tidak boleh lenyap. Pelajarilah Alquran dan hadits serta ajarkanlah kepada yang lain. Amalkanlah sendiri ajaran-ajaran itu dan buatlah orang-orang lain untuk mengamalkannya. Hendaknya senantiasa ada orang diantara kamu sekalian yang mewakafkan hidup mereka dan tiap orang hendaknya berjanji akan mewakafkan harta bendanya. Khilafat harus tetap hidup dan hendaknya tiap orang mukmin senantiasa berdiri teguh disekitarnya untuk menyumbangkan nyawanya. Kebenaran adalah perhiasan kamu sekalian, amanat adalah keindahan kamu sekalian dan ketakwaan adalah pakaian kamu sekalian. Tuhan menjadi kepunyaan kamu sekalian dan kamu sekalian menjadi kepunyaan Tuhan. Amin. Sampaikanlah amanat ini kepada jemaat-jemaat di luar negeri dan beritahukanlah bahwa kamu sekalian adalah bintang-bintang yang bertabur di mataku. Aku yakin bahwa kamu dengan secepat-cepatnya akan memanjangkan bendera jemaat di negeri-negeri kamu sekalian masing-masing, bahwa kamu sekalian akan menaruh perhatian kepada negeri-negeri lain dan senantiasa akan mentaati Khalifatul Masih yang tidak mungkin lebih dari satu dalam satu masa dan akan mengkhidmati Islam sesuai dengan perintah-perintahnya.
Itulah kata amanat yang amat mengharukan, padat berisi kecintaan dan kemesraan yang keluar dari lubuk hati sanubari beliau yang suci murni. Semoga katakata itu, yang seyogyanya ditulis dengan tinta emas, benar-benar dicantumkan di dalam kalbu dan diterjemahkan lagi ke dalam bentuk amalan demi untuk kebahagian lahir dan batin kita sendiri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI