Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebenarnya adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar dan kelompok rentan. Tapi sayangnya, niat baik ini bisa tercoreng kalau pelaksanaannya disusupi kepentingan pribadi atau praktik curang.
Temuan dari Badan Gizi Nasional (BGN) soal manipulasi data penerima, pengadaan bahan pangan yang tidak sesuai standar, sampai potensi penyalahgunaan anggaran jadi peringatan keras bahwa pengawasan masih lemah. Karena itu, program sebesar dan sepenting MBG tidak boleh dibiarkan jadi ajang penyimpangan.
Langkah KPK yang turun tangan patut diapresiasi. Ini bukti keseriusan pemerintah menjaga agar program sosial tetap bersih dan tepat sasaran. Tapi, penegakan hukum saja tidak cukup. Pemerintah juga harus melakukan evaluasi menyeluruh, dari tahap perencanaan sampai distribusi, supaya masalahnya bisa dibereskan dari akar.
Ke depan, MBG harus benar-benar jadi simbol keberpihakan negara kepada rakyat kecil, bukan proyek yang dikotori oleh oknum yang cari keuntungan. Kalau dijalankan dengan bersih dan benar, program ini bisa jadi investasi jangka panjang buat masa depan generasi Indonesia yang lebih sehat dan kuat.
Meski begitu, realitanya di lapangan masih ada kecurangan dalam penyaluran dan pengadaan, seperti manipulasi data dan penyimpangan anggaran. Kondisi ini menunjukkan pengawasan di tingkat pelaksana dan daerah masih lemah. Kalau terus dibiarkan, bukan cuma merugikan negara, tapi juga bikin masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap program pemerintah.
Makanya, program sebesar MBG harus dijalankan dengan integritas dan transparansi tinggi, karena setiap rupiah yang digunakan adalah uang rakyat. Pemerintah perlu memperkuat sistem pengawasan, memperjelas mekanisme audit, dan memastikan semua proses berbasis data yang akurat. Dengan begitu, MBG bisa benar-benar bermanfaat, bukan cuma jadi slogan tanpa hasil.
Langkah KPK mengawasi pelaksanaan MBG juga patut diapresiasi. Koordinasi dengan BGN, Inspektorat, dan aparat hukum daerah menunjukkan keseriusan dalam menutup celah penyimpangan. Audit, penelusuran anggaran, dan investigasi terhadap pihak yang terlibat jadi bukti bahwa program sosial tidak boleh dijadikan ladang korupsi.
Upaya mendorong digitalisasi data penerima dan transparansi distribusi bahan pangan juga langkah cerdas untuk memperkuat sistem pencegahan korupsi. Selain itu, dukungan penuh pemerintah terhadap KPK menunjukkan bahwa evaluasi dan perbaikan program sedang dijalankan dengan serius.
Pengusutan dugaan kecurangan dalam MBG diharapkan bisa jadi efek jera bagi siapapun yang coba main curang dalam program sosial. Ini bukan cuma soal penindakan, tapi juga momentum penting buat memperbaiki tata kelola bantuan sosial nasional agar lebih transparan dan akuntabel.
Dengan keberanian KPK dan pemerintah menjaga integritas, kepercayaan publik bisa pulih lagi. Harapannya, MBG bisa jadi contoh bagaimana kebijakan publik dijalankan dengan bersih, tepat sasaran, dan benar-benar berdampak buat masyarakat. MBG harus jadi bukti nyata kehadiran negara yang peduli dan tulus bukan ruang untuk penyimpangan, tapi sarana untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan masa depan generasi yang lebih sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI